Tautan-tautan Akses

Wilayah PSBB Bertambah, Pemerintah Yakin Sebaran Covid-19 akan Berkurang


Seorang relawan mengenakan kostum Spiderman merentangkan spanduk bertuliskan anjuran agar tetap di rumah untuk mencegah penularan virus corona (COVID-19) di Makassar, Sulawesi Selatan, 17 April 2020. (Foto: Antara via Reuters)
Seorang relawan mengenakan kostum Spiderman merentangkan spanduk bertuliskan anjuran agar tetap di rumah untuk mencegah penularan virus corona (COVID-19) di Makassar, Sulawesi Selatan, 17 April 2020. (Foto: Antara via Reuters)

Setelah klaster Jabodetabek, Kementerian Kesehatan mengijinkan pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk daerah lainnya. Pemerintah yakin hal ini akan mengurangi penyebaran wabah virus corona.

Juru bicara penanganan kasus virus Corona, dr. Achmad Yurianto, mengatakan bertambahnya wilayah yang memberlakukan penerapan PSBB, akan menekan penyebaran wabah virus corona.

Saat ini Sumatera Barat, Bandung Raya, Kota Bandung dan sekitarnya, Kota Pekanbaru, Kota Makassar dan Kota Tegal ikut memberlakukan PSBB.

Infografis kasus COVID-19 di Indonesia. (Foto: Badan Nasional Penanggulangan Bencana)
Infografis kasus COVID-19 di Indonesia. (Foto: Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

“Sudah jelas terjadi penularan lokal dari orang ke orang lain, kemudian daerah itu perlu melakukan PSBB, maka sudah beberapa daerah yang diputuskan untuk bisa memberlakukan PSBB,” ujarnya dalam telekonferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Sabtu (18/4).

Yuri optimistis perebakan Covid-19 bisa berkurang dengan signifikan selama masyarakat patuh dan mendukung kebijakan ini.

“Kita akan bisa melihat bagaimana sebaran ini bisa dikurangi. Bagaimana sebaran ini dikendalikan dalam seminggu atau dua minggu yang akan datang. Inilah yang menjadi ukuran yang akan kita lakukan,” jelasnya.

Infografis kasus COVID-19 di Indonesia. (Foto: Badan Nasional Penanggulangan Bencana)
Infografis kasus COVID-19 di Indonesia. (Foto: Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

Kebijakan PSBB ini juga akan diikuti dengan pengujian secara masif dan pelacakan kasus positif secara lebih agresif.

“Ini menjadi penting, dan di sini lah letak kerja sama itu dibutuhkan, sehingga kita tahu dengan pasti siapa yang memiliki kontak dekat atau siapa yang memiliki resiko untuk tertular penyakit ini," ujarnya.

Langkah-langkah itu, Yuri menambahkan, tentunya akan diikuti dengan tindakan lainnya yang bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat, yaitu melakukan isolasi ketat dengan baik.

Dalam kesempatan ini, ia kembali melaporkan adanya penambahan kasus Covid-19. Pada Sabtu (18/4), ada 325 kasus baru, sehingga total kasus kini mencapai 6.248.

Rekapitulasi kasus COVID-19 per 18 April. (Foto: Badan Nasional Penanggulangan Bencana)
Rekapitulasi kasus COVID-19 per 18 April. (Foto: Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

Perlahan namun pasti, pasien yang pulih juga terus bertambah. Sebanyak 24 pasien sudah diperbolehkan pulang. Hingga Sabtu (18/4), total pasien yang sudah sembuh mencapai 631 orang.

Namun korban meninggal juga masih bertambah. Sebanyak 15 pasien meninggal dunia pada Sabtu (18/4), sehingga total kematian menjadi 535 orang.

Jumlah orang dalam pengawasan (ODP) bertambah menjadi 176.344. Sementara jumlah pasien dengan pengawasan (PDP) sebanyak 12.979.

“Kita berharap bahwa PDP ini betul-betul dalam pengawasan ketat untuk kemudian kita perhatikan gejala klinisnya dan kemudian kita lakukan pemeriksaan anti gen PCR,” tuturnya. [gi/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG