Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan pada Selasa (21/9) bahwa penyebaran COVID-19 yang disebabkan oleh varian delta kini telah mendominasi dibandingkan kasus yang diakibatkan oleh varian virus corona lainnya.
"Jumlah penularan yang disebabkan oleh masing masing dari varian Alfa, Beta, dan Gamma kurang dari satu persen. Penularan yang terjadi di seluruh dunia kini benar-benar didominasi oleh varian Delta," kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19.
Menurut Van Kerkhove, varian delta sangat menular sehingga mengalahkan varian lain yang beredar di seluruh dunia.
Sementara itu, ratusan orang berunjuk rasa pada Selasa di Melbourne, menentang pembatasan aktivitas yang diberlakukan pemerintah pada industri bangunan dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19.
Pejabat mengumumkan bahwa lokasi konstruksi di Melbourne akan ditutup selama dua minggu, di tengah kecemasan akan pergerakan pekerja yang dapat memicu penyebaran COVID-19.
Pekerja bangunan kini juga diharuskan telah mendapat setidaknya satu dosis vaksinasi virus corona sebelum diizinkan kembali bekerja.
Melbourne yang terletak di negara bagian Victoria melaporkan 603 kasus baru hari Selasa, penularan terbanyak di sana dalam satu hari tahun ini.
Di Selandia Baru, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan pada Selasa bahwa hukuman denda karena melanggar peraturan larangan pembatasan terhadap virus corona akan meningkat mulai November.
Perubahan itu akan menaikkan denda bagi seseorang yang sengaja tidak mematuhi peraturan pembatasan COVID-19, dari sekitar $2.800 menjadi $8.400. Mereka yang melanggar pembatasan juga bisa menghadapi hukuman enam bulan penjara.
Bisnis-bisnis yang melanggar pembatasan virus corona bisa di denda sampai $10.500. (ps/rs)