Tautan-tautan Akses

WHO: Varian Baru COVID-19 Picu Pertanyaan Terkait Efektivitas Vaksin


Seorang petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 buatan Oxford-AstraZeneca di Rumah Sakit Foch di Suresnes, dekat Paris, Perancis France, Feb. 8, 2021.
Seorang petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 buatan Oxford-AstraZeneca di Rumah Sakit Foch di Suresnes, dekat Paris, Perancis France, Feb. 8, 2021.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (8/2), mengatakan kemunculan beberapa varian baru virus corona telah menambah pertanyaan tentang apakah vaksin yang ada akan dapat melawan varian-varian baru itu.

Dia juga menyebut “berita bahwa vaksin yang dikembangkan sejauh ini mungkin kurang efektif melawan varian pertama yang ditemukan di Afrika Selatan sebagai hal yang mencemaskan.”

Dalam konferensi pers itu Tedros mengatakan keputusan Afrika Selatan untuk menangguhkan program vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca merupakan “pengingat bahwa kita harus melakukan semua hal yang dapat kita lakukan guna mengurangi perebakan virus itu lewat langkah-langkah kesehatan publik yang teruji.”

Ditambahkannya, semakin jelas bahwa perusahaan produsen vaksin perlu menyesuaikan suntikan yang ada untuk mengatasi genetik virus corona yang terus berevolusi. Ia mengatakan kemungkinan besar diperlukan suntikan penguat, terutama karena varian baru virus itu kini merebak ke seluruh dunia dan tampaknya menjadi jenis yang dominan.

Tedros menambahkan “dalam beberapa hari ke depan” WHO diperkirakan akan membuat keputusan soal apakah pihaknya akan merekomendasikan daftar penggunaan darurat vaksin AstraZeneca. Rekomendasi ini akan membuat jutaan dosis vaksin dapat dikirim ke negara-negara miskin, sebagai bagian dari upaya yang didukung PBB untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 – yang dikenal sebagai Covax – ke seluruh dunia.

Tedros pekan lalu mengatakan lebih dari tiga per empat vaksin Covid-19 yang ada hanya diberikan di 10 negara, sementara hampir 130 negara bahkan belum memulai vaksinasi sama sekali. Meskipun WHO menargetkan untuk memulai vaksinasi Covid-19 di negara-negara miskin pada saat yang sama dengan vaksinasi di negara-negara kaya, belum ada vaksin Covax yang dikirim ke negara mana pun.

Kepala Pakar WHO Dr. Soumya Swaminathan mengatakan orang tidak boleh menyimpulkan keputusan Afrika Selatan untuk menangguhkan kampanye vaksinasi itu dengan asumsi bahwa vaksin AstraZeneca itu tidak ampuh. Ia mengatakan semua bukti yang ada hingga saat ini menunjukkan vaksin-vaksin yang dikembangkan sejauh ini terbukti mengurangi angka kematian, jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dan penyakit parah.

Vaksin Covid-19 lain yang dikembangkan oleh Novavax, Pfizer-BioNTech, dan Johnson&Johnson tampaknya kurang efektif melawan varian pertama yang diidentifikasi di Afrikan Selatan, meskipun terbukti berhasil mencegah penyakit berbahaya itu. [em/lt]

XS
SM
MD
LG