Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (14/10) mengumumkan telah menerima hampir $700 juta atau sekitar Rp11 triliun dalam pendanaan baru, dan $300 juta atau sekitar Rp4,8 triliun dana lainnya, dalam janji yang ditegaskan kembali selama berlangsungnya KTT pendanaan di Berlin.
Hal ini dilakukan berdasarkan mekanisme pendanaan baru yang diluncurkan pada Mei, yang bertujuan untuk mengumpulkan miliaran dolar untuk anggaran badan PBB hingga tahun 2028 yang dapat digunakan lebih cepat dan fleksibel, dan diharapkan dapat menyelamatkan jutaan nyawa.
“Kami tahu bahwa kami mengajukan permintaan ini di saat prioritas yang bersaing dan sumber daya yang terbatas. Itulah sebabnya saya telah meminta setiap negara anggota dan setiap mitra untuk meningkatkan upaya. Setiap kontribusi diperhitungkan,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, berkomitmen bahwa negaranya akan menyumbang hampir $400 juta untuk WHO selama empat tahun ke depan, yang mencakup lebih dari $260 juta dalam pendanaan sukarela baru.
“Kiprah WHO menguntungkan kita semua,” kata Scholz, seraya menambahkan bahwa WHO membutuhkan “pendanaan berkelanjutan yang memberinya kepastian untuk membuat rencana ke depan dan fleksibilitas untuk bereaksi”.
Beberapa negara dan organisasi lain telah mengumumkan janji, termasuk 16 negara Afrika.
WHO secara tradisional mengandalkan komitmen dari 194 negara anggotanya, tetapi sering kali komitmen ini diberikan kepada proyek-proyek tertentu dengan beberapa persyaratan, termasuk tenggat waktu yang terbukti terlalu pendek.
Mekanisme pendanaan baru tersebut berupaya untuk mengumpulkan $7 miliar dari anggaran WHO sebesar $11,1 miliar, selama empat tahun ke depan.
WHO akan berupaya menerima janji pendanaan lainnya pada November di pertemuan puncak G20 di Brazil. [ns/lt]
Forum