Tautan-tautan Akses

WHO Siapkan Pasukan Cadangan Kesehatan untuk Atasi Wabah Penyakit Darurat


Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Rabu (7/2).
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Rabu (7/2).

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan WHO sedang membangun apa yang disebut sebagai, tentara cadangan kesehatan untuk mengatasi keadaan darurat dan penyakit yang baru muncul.

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ia telah menghabiskan tujuh bulan terakhir untuk menyusun rencana strategis guna mengubah dan memperbaiki WHO. Kepala WHO mengatakan, fokus utama dari rencana ini adalah menerapkan langkah-langkah tanggap darurat yang lebih cepat dan efektif.

Catatan Tedros tahun ini menandai peringatan 100 tahun flu Spanyol, yang membunuh hingga 100 juta orang, jumlah jauh lebih banyak daripada yang tewas selama Perang Dunia Pertama. Dia mengatakan, dunia tetap sangat rentan terhadap potensi pandemi dan penyakit yang baru muncul, dan harus siap untuk menanggapi penyakit itu.

Dia mengatakan kepada VOA, sangat penting untuk bekerja sama dengan negara-negara untuk pencegahan dalam mengatasi ancaman yang meningkat ini.

"Jika terjadi sesuatu, tidak ada negara yang bisa mengatasinya sendiri. Jadi, kita perlu memiliki pasukan cadangan kesehatan di lokasi-lokasi yang berbeda sehingga negara-negara bisa membantu negara lainnya," ujarnya.

Yang diinginkannya, kata Tedros, adalah komitmen 50 negara yang akan memiliki ribuan tenaga kesehatan terlatih, yang siap untuk menanggapi dengan cepat keadaan darurat medis di manapun mereka berada. Tedros mengharapkan negara-negara itu untuk membiayai pasukan ini sendiri dan membantu mereka yang tidak mampu membentuk korps kesehatan seperti ini.

Tedros, mantan menteri kesehatan Ethiopia dan orang Afrika pertama yang memimpin WHO, mulai menjabat tanggal 1 Juli. Pada Oktober lalu, ia menunjuk Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe waktu itu sebagai duta besar kehormatan WHO.

Langkah ini memicu kecaman internasional dan hampir menggagalkan kepemimpinan Tedros yang baru dimulai. Mugabe menghadapi sanksi-sanksi AS atas pelanggaran HAM pemerintahnya. Penunjukan itu segera dibatalkan.

Dirjen WHO itu mengatakan, pengangkatan Mugabe dilakukannya dengan itikad baik, namun dia mengakui dampaknya terhadap organisasi tersebut dan menyesalinya. Tedros menambahkan, kini waktunya untuk melupakan kontroversi itu dan menangani masalah kesehatan lainnya yang mendesak. [ps/jm]

XS
SM
MD
LG