Kepala WHO Margaret Chan tampak sedih ketika mengatakan kepada sekitar 1.000 delegasi yang menghadiri pertemuan itu bahwa telah diperoleh pelajaran berharga dari epidemi Ebola, yang telah menewaskan lebih dari 11.000 orang di Liberia, Sierra Leone dan Guinea.
WHO dinilai lamban mengatasi wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya itu, sehingga virus mematikan tersebut merajalela di Afrika Barat dan menyebabkan kepanikan di seluruh dunia sebelum upaya mengendalikan penyakit itu diterapkan sepenuhnya.
Setelah mempertimbangkan dengan matang dan mendengarkan nasihat dari berbagai pakar, WHO telah memulai proses reformasi. Dr. Chan mengatakan dia bertekad mengubah cara WHO merespon wabah dan situasi darurat.
“Ebola menunjukkan bahwa wabah di bagian manapun di dunia bisa berdampak global. Dalam dunia yang saling terhubung, tidak ada yang namanya wabah lokal dan atau perang yang jauh. Seperti yang telah disimpulkan dari sebagian penilaian atas respon Ebola, infrastruktur dan kemampuan kesehatan masyarakat yang kuat di negara-negara yang rentan merupakan pertahanan garis depan dalam melawan penyakit menular,” ujarnya.
Setelah wabah Ebola, Dr. Chan mengatakan, para pejabat kesehatan kini lebih waspada akan gejala-gejala yang membahayakan dari dunia mikroba. Dia merujuk pada merebaknya wabah MERS tahun lalu di Korea, negara yang punya sistem kesehatan maju.
Dia mengatakan mengatasi penyakit-penyakit baru lebih sulit di negara-negara berkembang. Dia memperingatkan akan penyebaran virus Zika ke wilayah-wilayahbaru, yang penduduknya tidak memiliki kekebalan tubuh. Zika adalah penyakit bawaan nyamuk yang diyakini menyebabkan masalah neurologis pada bayi-bayi yang baru lahir.
Dr. Chan menyebut kekebalan akan obat-obatan antimikroba sebagai bahaya yang paling mendesak. Dia mengatakan lebih banyak yang harus dilakukan untuk melawan ancaman yang semakin meningkat dari penyakit-penyakit yang tidak menular.
Dia memperingatkan dunia agar waspada akan dampak kesehatan yang baru muncul dari perubahan iklim. Dia mengatakan program-program harus digiatkan untuk mengatasi lebih banyak wabah kolera dan demam berdarah. Dr. Chan mengatakan lebih banyak orang yang jatuh sakit karena polusi dalam dan luar ruangan dan rentan akan masalah-masalah kesehatan yang disebabkan cuaca ekstrem. [vm/ii]
Dirjen WHO, Margaret Chan, menyerukan diambilnya langkah segera untuk mengatasi ancaman penyakit-penyakit baru yang semakin meningkat.