Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengatakan ratusan ribu orang yang terinfeksi virus hepatitis B dan hepatitis C kronis terancam meninggal dunia karena kekurangan akses ke sarana pengujian dan perawatan yang menyelamatkan jiwa.
Wartawan VOA Lisa Schlein melaporkan dari peluncuran laporan WHO mengenai Hepatitis 2017 di Jenewa.
Data baru menunjukkan sekitar 325 juta orang di seluruh dunia menderita infeksi virus hepatitis B atau hepatitis C. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengatakan sebagian besar dari mereka belum pernah dites dan tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit itu.
Akibatnya, WHO mengatakan mereka tidak mendapat perawatan dan berisiko menderita penyakit hati kronis, kanker dan bahkan meninggal dunia.
Gottfried Hirnschall, direktur departemen program HIV dan hepatitis global pada WHO, mengatakan lebih dari 1.3 juta orang meninggal dunia karena hepatitis tahun 2015, angka yang kurang lebih sama dengan korban tuberkulosis.
Namun, dia mengatakan lebih banyak orang meninggal dunia karena hepatitis dibandingkan karena HIV, virus penyebab AIDS, dan jauh lebih banyak dibandingkan malaria.
“Namun yang membedakan antara hepatitis dan ketiga penyakit lain itu adalah hepatitis cenderung meningkat. Kami melihat semakin banyak korban tewas karena hepatitis, sedangkan korban tewas karena ketiga penyakit lain itu telah berkurang dalam tahun-tahun terakhir. Sejak tahun 2000 dan 2015, kami melihat korban tewas karena hepatitis naik 22 persen dari satu juta menjadi 1.34 juta,” kata Gottfried Hirnschall.
Hirnschall mengatakan banyak dari kematian itu dapat dicegah. Ada vaksin dan obat-obatan yang bisa mengatasi virus hepatitis dan menyelamatkan nyawa. Dia mencatat ada sebuah vaksin yang sangat efektif yang bisa mencegah penularan Hepatitis B dari ibu ke anak dan bisa mencegah anak-anak kecil terinfeksi.
Dia mengatakan para penderita hepatitis C bisa disembuhkan dengan mengonsumsi sebuah pil anti-virus yang sangat efektif setiap hari selama dua sampai tiga bulan. Dia mengatakan biaya pengobatan kini kian terjangkau karena harganya telah berkurang dari 84,000 dolar untuk satu perawatan menjadi 200 dolar di banyak negara. [vm/jm]