Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendesak para senator Filipina untuk mengesahkan Rancangan Undang-undang yang akan menaikkan pajak rokok untuk membuat orang enggan merokok.
RUU itu juga meningkatkan pendapatan bagi asuransi kesehatan universal. WHO mengatakan para anggota parlemen seharusnya tidak menanggapi lobi oleh industri tembakau yang menentang RUU itu.
Dr. Soe Nyunt-U hari Jumat mengatakan menaikan pajak rokok adalah “kebijakan yang paling berpengaruh” untuk mengurangi konsumsi tembakau. Ia mengatakan industri tembakau seharusnya tidak dimintai saran mengenai isu kesehatan masyarakat.
Wakil Menteri Kesehatan Filipina Paulyn Jean Ubial mengatakan sebanyak 17,3 juta warga Filipina merokok, sekitar tiga dari 10 orang dewasa, ini merupakan salah satu tingkat prevalensi tertinggi di Asia Tenggara. Ia mengatakan sekitar 87 ribu warga Filipina meninggal setiap tahun karena penyakit yang terkait rokok.
Chris Nelson, presiden perusahaan PMFTC, yang menguasai lebih dari 90 persen pasar rokok di Filipina, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentarnya.
RUU itu juga meningkatkan pendapatan bagi asuransi kesehatan universal. WHO mengatakan para anggota parlemen seharusnya tidak menanggapi lobi oleh industri tembakau yang menentang RUU itu.
Dr. Soe Nyunt-U hari Jumat mengatakan menaikan pajak rokok adalah “kebijakan yang paling berpengaruh” untuk mengurangi konsumsi tembakau. Ia mengatakan industri tembakau seharusnya tidak dimintai saran mengenai isu kesehatan masyarakat.
Wakil Menteri Kesehatan Filipina Paulyn Jean Ubial mengatakan sebanyak 17,3 juta warga Filipina merokok, sekitar tiga dari 10 orang dewasa, ini merupakan salah satu tingkat prevalensi tertinggi di Asia Tenggara. Ia mengatakan sekitar 87 ribu warga Filipina meninggal setiap tahun karena penyakit yang terkait rokok.
Chris Nelson, presiden perusahaan PMFTC, yang menguasai lebih dari 90 persen pasar rokok di Filipina, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentarnya.