Beberapa restoran dan kedai kopi di Suriah tutup pada Sabtu (1/3), sementara beberapa lainnya tetap beroperasi seperti biasa. Umat Muslim Suriah yang taat memulai ibadah puasa di bulan suci yang menjadi Ramadan pertama sejak berakhirnya kekuasaan keluarga Assad di negara yang dilanda konflik tersebut.
Kementerian Wakaf Agama sementara Suriah dikabarkan meminta semua restoran, kedai kopi, dan pedagang makanan kaki lima untuk tutup pada siang hari. Masyarakat juga dilarang makan atau minum di tempat umum dengan ancaman hukuman, termasuk kemungkinan dijebloskan ke penjara hingga tiga bulan bagi pelanggar. Namun, sejauh ini tidak ada perintah resmi dari pemerintah mengenai aturan tersebut.
Seorang jurnalis Associated Press yang berada di Damaskus pada Sabtu (1/3) melaporkan bahwa beberapa kedai kopi tetap buka, tetapi menutup jendelanya agar orang luar tidak bisa melihat siapa yang ada di dalam.
Kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menggulingkan pemerintahan sekuler Presiden Bashar al-Assad pada awal Desember, mengakhiri 54 tahun kekuasaan keluarga Assad. Sejak itu, pemerintahan baru di bawah mantan pemimpin pemberontak Ahmad al-Sharaa mengambil alih kendali, memicu kekhawatiran bahwa Suriah bisa berubah menjadi negara Islam, meskipun al-Sharaa berjanji untuk menghormati hak-hak penganut agama minoritas.
Selama pemerintahan Assad, orang-orang masih diperbolehkan makan di tempat umum meski di tengah puasa Ramadan. Namun, tahun ini, banyak orang menghindari makan di depan umum karena khawatir akan adanya hukuman atas tindakan itu.
"Ramadan tahun ini hadir dengan cita rasa baru. Ini adalah Ramadan kemenangan dan pembebasan," kata Menteri Agama sementara Hussam Haj-Hussein dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.
Sebagian besar negara, termasuk Arab Saudi, Indonesia, dan Kuwait, memulai puasa Ramadan pada Sabtu (1/3), sementara negara lain seperti Malaysia, Jepang, dan beberapa Muslim Syiah memulai pada Minggu (2/3).
Di banyak bagian Timur Tengah, bulan suci tahun ini terasa campuran antara pahit dan manis. Warga Lebanon merayakan Ramadan tahun ini setelah perang 14 bulan antara Israel dan Hizbullah berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Amerika pada akhir November.
Di Jalur Gaza, kesepakatan gencatan senjata yang telah menghentikan lebih dari 15 bulan perang antara Israel dan Hamas, yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, mendekati akhir fase pertamanya. Banyak warga Palestina menyantap iftar pertama mereka di tengah puing-puing tempat rumah mereka dulu berada.
Ramadan, bulan kesembilan dalam kalender Islam, selalu bergeser mengikuti perubahan musim setiap tahunnya. Awal bulan ini ditentukan berdasarkan penampakan bulan sabit atau hilal.
Tanggal awal Ramadan di setiap negara bisa berbeda karena bergantung pada keputusan otoritas Islam, apakah mereka mengikuti metode rukyatul hilal (melihat penampakan bulan sabit) atau metode hisab (perhitungan tanggal) untuk menentukan awal bulan.
Bulan suci ini juga menjadi waktu di mana banyak organisasi Islam dan lembaga amal menyediakan makanan untuk mereka yang tidak mampu membelinya sendiri.
Di ibu kota Irak, Baghdad, Bashar al Mashhadani, imam Masjid Sheikh Abdulqadir al Gailani, mengatakan masjid tersebut sedang mempersiapkan 1.000 porsi makanan gratis setiap hari untuk mereka yang datang berbuka puasa. [ah/ft]
Forum