Korban tewas akibat ledakan bom truk yang dahsyat hari Sabtu di ibukota Somalia, Mogadishu, meningkat menjadi hampir 240 dan lebih dari 300 orang cedera, menjadikannya serangan paling banyak menelan korban jiwa dalam sejarah negara tersebut.
Wakil Ketua Majelis Tinggi Parlemen Somalia Abshir Mohamed Ahmed mengatakan kepada VOA bahwa jumlah korban tewas mencapai 237 orang.
Demonstran yang marah turun ke jalan untuk mengecam al-Shabab. Kelompok militan itu, yang sering mengklaim serangan di Mogadishu, sejauh ini tetap diam. Tapi pemerintah Somalia dan pakar teror sangat percaya bahwa kelompok tersebut bertanggung jawab.
"Apakah mereka mengklaim atau tidak mengklaim tidak ada bedanya, kita tahu aksi yang telah terjadi, ini adalah al-Shabab," kata mantan perwira intelijen Abdi Hassan Hussein kepada VOA. "Informasi yang kami dapatkan sejauh ini menunjukkan bahwa ini adalah ulah al-Shabab, aksi ini menunjukkan ciri-ciri mereka."
Ratusan warga pada hari Minggu berbaris menuju lokasi serangan, mengutuk kelompok militan tersebut.
"Di mana anak saya? perang lah melawan orang jahat, persetan dengan mereka, Tuhan saya mengutuk setan itu," teriak seorang wanita tua yang marah.
Pemrotes lainnya meneriakkan seruan anti al-Shabab seperti, "Kami tidak menginginkan orang-orang yang haus darah," tandasnya. [as]