Ribuan pelayat Palestina berunjuk rasa di Gaza hari Selasa (15/5) pada upacara pemakaman pertama puluhan demonstran yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di perbatasan, suatu serangan yang dikecam pejabat-pejabat HAM PBB sebagai hal yang “mengerikan.”
Banyak di antara pelayat yang melambai-lambaikan bendera Palestina dan sebagian diantaranya menyerukan pembalasan terhadap Israel untuk 60 demonstran yang tewas dan 2.700 lainnya yang luka-luka pada hari Senin (14/5). Para pelayat yang berjalan menuju dua pemakaman di bagian selatan Gaza, berteriak-teriak, “Dengan jiwa dan darah, kami akan menebus Anda para syuhada.”
Demonstrasi baru terjadi di sepanjang perbatasan Gaza dan Israel, dan di Tepi Barat, dimana para demonstran melemparkan batu ke arah warga Israel dan melakukan pembakaran sementara pasukan Israel menanggapi dengan gas air mata. Namun jumlah demonstran hari Selasa jauh lebih kecil dibanding 40.000 demonstran di sepanjang perbatasan Gaza pada hari Senin, menentang pembukaan Kedutaan Besar Amerika di Yerusalem, yang terletak kurang dari 100 kilometer dari tempat itu. Sedikitnya dua warga Palestina dilaporkan tewas hari Selasa.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela hak negara Yahudi itu untuk mempertahankan perbatasannya, tetapi menghadapi terus memuncaknya kecaman internasional karena menggunakan peluru tajam terhadap demonstran Palestina. Namun demikian Amerika menyalahkan kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza karena telah memicu demonstrasi dan memblokir pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penyelidikan terhadap kematian warga Palestina itu.
Tetapi pejabat-pejabat HAM PBB menyerang Israel karena menggunakan peluru tajam terhadap para demonstran.
Pelapor Khusus PBB Untuk HAM Michael Lynk di Wilayah Pendudukan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan, “penggunaan kekuatan berlebihan oleh Israel harus diakhiri, dan harus ada akuntabilitas terhadap para pemimpin militer dan politik, yang telah memerintahkan atau mengizinkan kekuatan mematikan untuk sekali lagi digunakan di perbatasan Gaza.”
Kantor HAM PBB mengatakan, “Tampaknya siapa pun boleh ditembak mati atau luka-luka: perempuan, anak-anak, pers, tim medis, pengamat, dan siapapun yang berada dalam jarak 700 meter dari pagar perbatasan itu.”
Sejumlah negara menyerukan penyelidikan independen terhadap pembantaian hari Senin itu. [em/ds]