Islamic Center of San Gabriel Valley dibuka resmi tanggal 22 Juni lalu, dan warga Muslim di sana merayakan kerja keras dan dedikasi mereka selama enam tahun pembangunan masjid ini.
Ruang sholat utama masjid dihiasi cahaya dari sebuah lampu hias dari Bahrain, lantainya dipasangi karpet yang diimpor dari Belgia, dan kamar mandi tempat membersihkan kaki yang didatangkan dari Kanada.
Bangunan seluas kira-kira empat ribu meter persegi dan berlantai tiga itu dirancang untuk menjadi masjid sekaligus pusat komunitas. Saat ini, mereka bahkan telah menjalankan sebuah klinik medis gratis setiap hari Minggu. Para relawan membantu warga sekitar yang sakit tetapi tidak bisa membayar ongkos rumah sakit.
Syet Rizvi, direktur pusat Islamis itu, mengatakan klinik medis tersebut memiliki tiga ruang periksa serta ruang persediaan dan kantor. Ia menambahkan bahwa mereka berharap klinik bisa beroperasi menjadi seminggu penuh.
Komite kesehatan pusat Islamis itu mengatakan mereka kini mengobati 30 hingga 40 pasien per bulan. Disana, pasien dirawat tanpa melihat agama atau ras, dan bahkan menyediakan obat resep meskipun terbatas.
Bangunan itu sendiri sudah berubah fungsi beberapa kali, mulai dari garasi, lalu menjadi gedung kantor di Walnut Avenue sebelum menjadi bangunan megah sekarang ini. Sejumlah ruang serba guna mengitari ruang sholat utama, termasuk sebuah ruang makan besar dimana orang bisa berbagi makanan dalam acara-acara khusus.
Sekretaris pusat Islamis itu, Javed Kardar, mengatakan mereka telah mengadakan tiga acara perkawinan disana. Menurutnya, siapapun boleh menggunakan ruang makan itu untuk acara perkawinan tanpa melihat agama asalkan tidak menyajikan alkohol.
Tidak puas menjadi pusat komunitas, manajemen Islamic Center of San Gabriel Valley itu juga ingin membuka sekolah di bangunan tersebut.
Rizvi mengatakan ambisi mereka membuka sekolah Islam diharapkan akan menjadi kenyataan tahun depan. Saat ini, masjid itu telah menggelar kelas Islam pada akhir pekan di sebuah SMU yaitu Santana High School yang terletak di kawasan yang sama.
“Kami sedang bekerjasama dengan pihak berwenang distrik sekolah di Rowland agar bisa menjadi sekolah charter,” katanya. Sekolah charter atau charter school di Amerika adalah sekolah yang memiliki kurikulum sendiri dengan fokus beragam misalnya kurikulum agama atau lingkungan.
Pusat Islamis baru itu juga memiliki tiga perpustakaan dan sebuah toko buku. Sementara lantai pertama gedung itu digunakan untuk masjid, lantai kedua akan dijadikan sekolah yang fokus pada ilmu alam, matematika dan bahasa seperti bahasa Mandarin, Arab dan Spanyol. Demikian penutura wakil direktur masjid, Afzal Hussain.
Mereka berharap bisa menampung sekitar 350 siswa dalam 14 ruang kelas.
Rizvi mengatakan sekolah itu juga akan menyediakan sarana bermain dan olahraga, seperti pingpong, bola basket, biliar dan golf mini. “Kami ingin menghasilkan umat Muslim masa depan Amerika,” katanya.
Ruang sholat utama masjid dihiasi cahaya dari sebuah lampu hias dari Bahrain, lantainya dipasangi karpet yang diimpor dari Belgia, dan kamar mandi tempat membersihkan kaki yang didatangkan dari Kanada.
Bangunan seluas kira-kira empat ribu meter persegi dan berlantai tiga itu dirancang untuk menjadi masjid sekaligus pusat komunitas. Saat ini, mereka bahkan telah menjalankan sebuah klinik medis gratis setiap hari Minggu. Para relawan membantu warga sekitar yang sakit tetapi tidak bisa membayar ongkos rumah sakit.
Syet Rizvi, direktur pusat Islamis itu, mengatakan klinik medis tersebut memiliki tiga ruang periksa serta ruang persediaan dan kantor. Ia menambahkan bahwa mereka berharap klinik bisa beroperasi menjadi seminggu penuh.
Komite kesehatan pusat Islamis itu mengatakan mereka kini mengobati 30 hingga 40 pasien per bulan. Disana, pasien dirawat tanpa melihat agama atau ras, dan bahkan menyediakan obat resep meskipun terbatas.
Bangunan itu sendiri sudah berubah fungsi beberapa kali, mulai dari garasi, lalu menjadi gedung kantor di Walnut Avenue sebelum menjadi bangunan megah sekarang ini. Sejumlah ruang serba guna mengitari ruang sholat utama, termasuk sebuah ruang makan besar dimana orang bisa berbagi makanan dalam acara-acara khusus.
Sekretaris pusat Islamis itu, Javed Kardar, mengatakan mereka telah mengadakan tiga acara perkawinan disana. Menurutnya, siapapun boleh menggunakan ruang makan itu untuk acara perkawinan tanpa melihat agama asalkan tidak menyajikan alkohol.
Tidak puas menjadi pusat komunitas, manajemen Islamic Center of San Gabriel Valley itu juga ingin membuka sekolah di bangunan tersebut.
Rizvi mengatakan ambisi mereka membuka sekolah Islam diharapkan akan menjadi kenyataan tahun depan. Saat ini, masjid itu telah menggelar kelas Islam pada akhir pekan di sebuah SMU yaitu Santana High School yang terletak di kawasan yang sama.
“Kami sedang bekerjasama dengan pihak berwenang distrik sekolah di Rowland agar bisa menjadi sekolah charter,” katanya. Sekolah charter atau charter school di Amerika adalah sekolah yang memiliki kurikulum sendiri dengan fokus beragam misalnya kurikulum agama atau lingkungan.
Pusat Islamis baru itu juga memiliki tiga perpustakaan dan sebuah toko buku. Sementara lantai pertama gedung itu digunakan untuk masjid, lantai kedua akan dijadikan sekolah yang fokus pada ilmu alam, matematika dan bahasa seperti bahasa Mandarin, Arab dan Spanyol. Demikian penutura wakil direktur masjid, Afzal Hussain.
Mereka berharap bisa menampung sekitar 350 siswa dalam 14 ruang kelas.
Rizvi mengatakan sekolah itu juga akan menyediakan sarana bermain dan olahraga, seperti pingpong, bola basket, biliar dan golf mini. “Kami ingin menghasilkan umat Muslim masa depan Amerika,” katanya.