Untuk pertama kalinya Indonesia berpartisipasi dalam festival tahunan, World Square, di kota Pittsburgh, Pennsylvania. Acara yang diselenggarakan oleh Pittsburgh Downtown Partnership belum lama ini mengangkat berbagai kegiatan sosial budaya, seperti bazar, pertunjukan seni, dan kuliner dari berbagai negara, yang berlangsung selama tiga hari.
“Tujuannya itu mengintegrasikan beragam budaya dari berbagai komunitas internasional di Pittsburgh. Untuk kegiatan bazar, Indonesia itu menyediakan sebuah stand, booth, untuk memberikan informasi, pernak pernik kerajinan juga menjual kue-kue dan kerajinan," ujar Janni Morales, koordinator umum dari Panitia Partisipasi Komunitas/Masyarakat Indonesia di Pittsburgh.
Janni yang sudah tinggal di Pittsburgh selama 24 tahun mengaku terkesan melihat tanggapan dari para pengunjung lokal Amerika yang sangat positif terhadap kebudayaan Indonesia.
“Di bazar, lumayan perhatian pengunjung terhadap pernak-pernik dan pakaian-pakaian yang kita jual, kemudian kue lapis legit, cendol itu laku keras," ceritanya.
Bagi Janni Morales, acara ini sangat bermanfaat dan membuka kesempatan bagi komunitas Indonesia di Pittsburgh untuk memperkenalkan budaya Indonesia. Ia berharap komunitas Indonesia bisa menarik perhatian komunitas internasional lainnya, juga pemerintah Pittburgh setempat.
Bagi pengunjung asal Indonesia, Irvan Kusumah yang sudah 8 tahun menetap di kota Pittsburgh, acara ini sungguh membanggakan. Apalagi ketika mengetahui banyak warga lokal yang tidak mengenal kebudayaan atau juga makanan khas Indonesia.
“Dengan memperlihatkan budaya-budaya atau makanan kita di Pittsburgh tu membuka mata orang-orang lokal Pittsburgh, ‘oh, ternyata bali itu di indonesia, oh, ternyata makanan Indonesia itu enak dan lain-lain," kata pria yang berprofesi sebagai tenaga kerja di bidang teknologi informasi di University of Pittsburgh ini.
"Banyak juga yang nanya itu tuh lagu apa atau atau ini makanannya gimana rasanya, pedas atau tidak," tambah Irvan.
Di acara World Square, Indonesia juga berkesempatan untuk mempertunjukkan tarian tradisional saman, peragaan busana yang menampilkan pakaian adat Aceh, Dayak, Jawa, Maluku, dan masih banyak lagi.
Ada pula sesi dangdutan, yang diiringi oleh penyanyi asal Indonesia di Pittsburgh, Jessica Bella. Ia juga sempat menjelaskan kepada pengunjung mengenai musik dangdut dan mengajak para pengunjung untuk bergoyang bersama.
“Kita langsung main lagu ‘Ini Rindu’ kemudian yang ke-2 adalah ‘Putri Panggung,’ yang ke-3 adalah ‘Kopi Dangdut,’ dan semuanya kita bawain secara dangdut koplo dan benar-benar suasananya hidup banget karena semua orang menari as you know (red. seperti Anda ketahui), dangdut selalu jadi senjata utama dan selalu bisa mengajak orang untuk berdansa," kata Jessica.
Irvan pun ikut takjub melihat para pengunjung lain lantas ikut berjoget dengan iringan musik dari Jessica dan teman-teman lainnya. Tidak hanya mereka ikut bergoyang dangdut, tetapi juga menari poco-poco bersama.
“Kita mencoba mengajak mereka ikut tertarik ke depan untuk joged bersama-sama kita, dan mereka senang sekali, berdansa, terus ngikut alunan lagu ya, dari raut muka mereka kelihatan mereka itu senang," ujarnya.
Pengunjung AS, Paul "Mike" Muncy mengaku terkesima dengan sejarah Indonesia dan bagaimana setiap pulaunya memiliki kostum dan tradisi masing-masing.
"Sebagian besar sudah mengenal Bali, tetapi hanya sedikit yang mengetahui tentang warisan (budayanya) yang kaya," ujarnya kepada VOA.
"(Puncaknya) para penari mengajak pengunjung untuk berdansa bersama. Saya menikmati hari itu dan dari senyuman para pengunjung yang lain, saya yakin (mereka juga menikmatinya)," tambahnya.
Sebagai salah satu penampil, Jessica merasa bangga dan terharu bahwa komunitas Indonesia bisa membawa dampak yang positif terhadap komunitas budaya dan kesenian di kota Pittsburgh.
“Ternyata slogan nasional kita ‘berbeda-beda tetapi tetap satu jua’ itu sangat cocok, sangat pas dengan situasi sosial budaya yang ada di Amerika sekarang ini, dimana warga Amerika, bahkan pemerintah Amerika sendiri benar-benar menyuarakan dan benar-benar mendukung suara diversity (red.keragaman),” ucap Jessica.
Janni Morales berharap acara seperti ini bisa terus berlanjut.
“Setelah acara sebetulnya panitia mendekati saya dan memberikan konfirmasi bahwa indonesia akan diikutsertakan di setiap tahunnya," pungkasnya. [di/em]