Sebuah acara mengenang para korban oleh warga lintas agama dilangsungkan hari Senin (2/10) untuk membantu upaya memulihkan kota yang terguncang akibat insiden penembakan yang menewaskan sedikitnya 59 orang dan melukai hampir 600 lainnya Minggu malam (1/10). Sementara polisi berupaya memahami apa yang memotivasi pelaku penembakan itu, para pemimpin lokal memuji keuletan batin masyarakat.
Para pemimpin lintas agama secara bergantian membunyikan lonceng kecil di Katedral Katolik. Lonceng itu dibunyikan satu kali untuk setiap korban tewas dalam penembakan massal terburuk dalam sejarah modern Amerika.
Amanda Khan membantu mengorganisir upacara mengenang para korban itu.
“Saya kira kita semua terkejut, tetapi sejak bangun pagi yang saya lihat adalah komunitas yang luar biasa, dan setiap orang berupaya saling membantu, menanyakan apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu?,” ujar Khan.
Insiden penembakan oleh Stephen Paddock, laki-laki berusia 64 tahun itu, mengejutkan masyarakat. Polisi mengatakan Paddock telah menumpuk banyak senjata dan menghamburkan tembakan dari lantai 32 kamar hotelnya ke arah 20 ribu orang yang sedang menghadiri konser terbuka.
Kenneth Zamora sedang menonton konser itu bersama teman-temannya. Ia dan temannya meninggalkan konser itu 30 menit sebelum penembakan terjadi, tetapi ketika mendengar apa yang terjadi mereka mencemaskan keselamatan teman-teman yang masih berada di konser itu.
“Beruntung kami bisa menghubungi mereka karena hotel-hotel membuka pintu mereka dan mengizinkan orang berlindung di ruang-ruang kasino. Saya gembira keluarga dan teman-teman saya selamat,” kata Zamora.
Mereka yang selamat mengatakan tidak terhitung banyaknya tindakan berani dan warga yang saling membantu satu sama lain. Stephen Sisolak, Kepala Komisaris Clark County mengatakan tanggapan komunitas itu sangat luar biasa. Sisolak mengatakan banyaknya korban luka-luka menimbulkan kekurangan persediaan darah di rumah-rumah sakit.
“Kami menyerukan warga untuk menyumbangkan darah mereka. Membludaknya warga yang datang membuat waktu tunggu untuk menyumbangkan darah kini mencapai delapan jam. Anda tidak bisa mendaftar untuk menyumbang darah hingga minggu depan karena tanggapan komunitas ini begitu luar biasa,” tukas Sisolak.
Sisolak menambahkan seruan untuk memberi bantuan keuangan bagi keluarga yang terkena dampak aksi penembakan ini menghasilkan lebih dari 25 ribu sumbangan, dengan nilai 1,8 juta dolar.
Cynthia Yap adalah pendatang yang baru saja menetap di Las Vegas satu pekan lalu. Hari Senin lalu (1/10) ia mengirimkan makanan dan minuman bagi sukarelawan yang mengatur kegiatan sumbangan darah itu.
“Semuanya terjadi seperti badai tetapi sungguh menakjubkan melihat bagaimana masyarakat saling bahu membahu. Las Vegas kini benar-benar terasa seperti rumah bagi saya,” ujarnya.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa penembakan massal seperti ini terus terjadi. Amanda Khan juga mengkhawatirkan hal itu, namun mengatakan ini adalah saat berkabung dan bukan untuk memperdebatkan soal senjata api dan keamanan.
“Saya kira penting untuk mengakui bahwa kita semua hanya manusia dan kita memiliki tanggung jawab pribadi untuk membantu satu sama lain, merawat satu sama lain, dan membahas politik di kemudian hari,” tambah Khan.
Mereka yang datang pada acara mengenang para korban Senin malam mengatakan inilah saat untuk merayakan begitu banyak tindakan penuh kasih dalam menghadapi suatu tindakan mengerikan. [em/ds]