Sekelompok orang Birma yang hidup di pengasingan menuduh pasukan pemerintah melakukan pemerkosaan sistematis, dan kadang-kadang membunuh kaum perempuan sewaktu bergerak masuk ke kubu kelompok pemberontak etnis.
Dalam sebuah pernyataan pers yang dikeluarkan Selasa malam, Asosiasi Perempuan Kachin di Thailand mengatakan sedikitnya 18 perempuan dan anak perempuan diperkosa beramai-ramai dalam waktu sembilan hari setelah serangan dimulai pada 10 Juni. Kelompok tersebut mengatakan empat perempuan dibunuh kemudian, satu di depan suaminya dan seorang lainnya meninggal akibat luka-luka perkosaan.
Pernyataan tersebut mengidentifikasi secara spesifik desa-desa dimana pemerkosaan itu terjadi dan batalion tentara Birma yang bertanggungjawab. Pernyataan itu mengatakan pemerkosaan itu tampaknya bukan merupakan tindakan acak dan menuduh bahwa tentara melakukannya atas perintah. Pernyataan itu juga menuntut Birma berhenti menggunakan pemerkosaan sebagai senjata perang.
Tuduhan tersebut tidak dapat dikonfirmasi secara independen, karena para wartawan tidak dapat menjangkau dengan mudah kawasan dimana pertempuran terjadi. Pemerintah Birma belum berkomentar atas perlakuan terhadap warga sipil semasa pertempuran tersebut.