Tautan-tautan Akses

Warga Indonesia Pendukung Trump


ARSIP – Foto yang diambil tanggal 14 Oktober 1991 ini memperlihatkan sekelompok imigran Meksiko melompati pagar perbatasan untuk memasuki Amerika Serikat, dekat Tijuana, Meksiko (foto: AP Photo/Lenny Ignelzi)
ARSIP – Foto yang diambil tanggal 14 Oktober 1991 ini memperlihatkan sekelompok imigran Meksiko melompati pagar perbatasan untuk memasuki Amerika Serikat, dekat Tijuana, Meksiko (foto: AP Photo/Lenny Ignelzi)

Banyak di antara warga Indonesia yang telah menjadi warganegara Amerika akan ikut memberikan suara mereka. Salah seorang di antaranya, Alexander Manik menjadi tenaga sukarela membantu di kubu Donald Trump.

Selagi Amerika sedang sibuk menghadapi pesta demokrasi dengan pemilu 2016 ini, banyak di antara warga Indonesia yang telah menjadi warganegara Amerika akan ikut memberikan suara mereka. Bahkan salah seorang di antaranya, Alexander Manik menjadi tenaga sukarela membantu di kubu Donald Trump.

Apa yang menyebabkan dirinya ikut menjadi tenaga sukarela di kubu Trump, pria yang sudah sejak tahun 1975 tinggal di Amerika ini menjelaskan kepada VOA:

“Selama hidup di Amerika, saya belum pernah mengikuti langsung dan kebetulan di sini sewaktu primary (pemilihan pendahuluan) ada yang namanya kaukus, nah, saya sudah baca, tetapi saya ingin melihat sendiri. Pertama kali kaukus di Iowa saya ke sana, mewakili Donal Trump sebagai pengamat. Itu luar biasa sekali, sampai yang mengatur kewalahan karena peminatnya mbludak.”

Ditanya soal program imigrasi Trump yang kontroversial, Alexander Manik yang mengaku telah mengenal Donald Trump semasa kandidat itu belum menikah, mengatakan:

“Setiap negara punya perbatasan. Selama ini perbatasan Amerika di bagian Selatan yang berbatasan dengan Amerika kurang diperhatikan, dimana setiap orang bisa masuk dengan gampang. Itu saya dukung, karena tidak ada satupun kandidat yang berani singgung soal itu, cuma Donald Trump.

Efeknya memang dia bisa dicap sebagai anti-imigran, tetapi itu tidak benar. Kedua, masih soal imigran, dia memang cara bicaranya kurang kena di hati orang, bahwa dia akan membatasi imigrasi atau melarang imigrasi dari Timur Tengah. Tapi kalau dilihat, Presiden Jimmy Carter melarang Islam Iran masuk Amerika, tapi tidak pernah dibesar-besarkan.” [ps/al]

XS
SM
MD
LG