“Saya dievakuasi dari Afghanistan yang saat itu diinvasi Soviet. Keluarga dan saya tiba di AS pada tahun 90-an. Saya tiba lebih dulu dibanding keluarga saya.”
Aleena Jun Nawabi menderita luka bakar parah ketika tiba di AS.
“Saya tidak ingat kejadian persisnya. Saya menanyakannya kepada Ibu saya, tapi saat itu ia masih mengalami trauma karena menyaksikan anaknya dibakar.”
Selama bertahun-tahun, ia tidak bisa meninggalkan rumah sakit. Ia bersekolah, merayakan ulang tahun dan bahkan ikut mendekorasi pohon natal di rumah sakit.
Kini, Nawabi bekerja di Dewan Hubungan Islam Amerika atau Council on American-Islamic Relations, CAIR, kelompok advokasi Muslim di AS. Di sana, ia melakukan segalanya untuk membantu lebih banyak orang meninggalkan Afghanistan, yang kini berada di bawah kekuasaan Taliban. Baginya, tidak ada pemenang dalam perang di kampung halamannya itu.
“Ada banyak sekali keluarga yang kami bantu evakuasi. Kini, ada 147 orang yang ada dalam daftar saya, dan masing-masing tahu tentang CAIR San Diego," katanya.
Saat ini, tidak mungkin untuk mendapatkan paspor di Afghanistan atau memperoleh visa untuk berangkat ke AS. Satu-satunya cara untuk mendapatkan dokumentasi apa pun adalah dengan mengisi formulir secara online – tetapi akses internet di Afghanistan pun sangat terbatas.
Nawabi mengerahkan segala daya upaya untuk membantu saudara dan keluarga warga Amerika yang masih tinggal di Afghanistan. Ia juga berusaha untuk sementara menampung mereka yang berhasil kabur.
“Ada beberapa anak yang akan datang. Kami punya sedikit mainan untuk mereka, untuk kreativitas mereka…” kata Nawabi.
Nawabi bersyukur sekarang bisa ikut membantu, mengingat dirinya berasal dari Afghanistan dan masih ingat dengan sangat jelas tentang apa yang ia harus lewati semasa kanak-kanak di sana. Seolah-olah, pekerjaannya sekarang adalah upaya untuk menyelamatkan anak-anak perempuan seusianya dulu. [rd]