Wakil Presiden Irak Tariq al-Hashemi mengatakan hari Senin (10/9) bahwa ia tidak akan kembali dari Turki dalam waktu 30 hari seperti yang ditetapkan pengadilan.
Tariq al-Hashemi menyebut pengadilan itu tidak sah dan menuduh Perdana Menteri Nouri al-Maliki mengatur pengadilan itu sebagai bagian dari pertikaian politik.
Wakil presiden dari golongan Sunni itu melarikan diri ke Turki setelah pemerintah Irak yang dipimpin golongan Syiah mengeluarkan tuduhan teror terhadapnya pada bulan Desember, sehari setelah pasukan Amerika ditarik dari negara itu. Ia akan diadili kembali jika bersedia pulang ke Baghdad, tetapi Hashemi menolak dengan mengatakan ia tidak akan pernah mendapat keadilan dalam persidangan.
Para pemimpin Sunni yang mendukung Hashemi menuduh pemerintah Maliki berupaya mengesampingkan mereka dari pengaturan pembagian kekuasaan yang dirancang untuk menghindari kekerasan antargolongan yang terus melanda Irak.
Hashemi dan menantunya divonis in absentia bersalah merencanakan pembunuhan terhadap seorang pejabat keamanan dan seorang pengacara Syiah. Hashemi menyangkal tuduhan-tuduhan bahwa ia memimpin pasukan paramiliter yang tugasnya menarget lawan-lawan politik, pejabat keamanan dan peziarah Syiah dalam kurun enam tahun ini.
Tariq al-Hashemi menyebut pengadilan itu tidak sah dan menuduh Perdana Menteri Nouri al-Maliki mengatur pengadilan itu sebagai bagian dari pertikaian politik.
Wakil presiden dari golongan Sunni itu melarikan diri ke Turki setelah pemerintah Irak yang dipimpin golongan Syiah mengeluarkan tuduhan teror terhadapnya pada bulan Desember, sehari setelah pasukan Amerika ditarik dari negara itu. Ia akan diadili kembali jika bersedia pulang ke Baghdad, tetapi Hashemi menolak dengan mengatakan ia tidak akan pernah mendapat keadilan dalam persidangan.
Para pemimpin Sunni yang mendukung Hashemi menuduh pemerintah Maliki berupaya mengesampingkan mereka dari pengaturan pembagian kekuasaan yang dirancang untuk menghindari kekerasan antargolongan yang terus melanda Irak.
Hashemi dan menantunya divonis in absentia bersalah merencanakan pembunuhan terhadap seorang pejabat keamanan dan seorang pengacara Syiah. Hashemi menyangkal tuduhan-tuduhan bahwa ia memimpin pasukan paramiliter yang tugasnya menarget lawan-lawan politik, pejabat keamanan dan peziarah Syiah dalam kurun enam tahun ini.