Para peronda ini mungkin tidak punya gawai atau perlengkapan seperti yang dimiliki rekan-rekan mereka sebagaimana yang digambarkan dalam film kartun kesayangan Paw Patrol. Tetapi anjing-anjing anggota Patroli Wan-Wan (Wan-Wan Patrol) jelas menjadi kesayangan warga di lingkungan Karasuyama, Tokyo.
Yurika Igarashi yang berusia 12 tahun mengandalkan Sakura, seekor anjing pudel, dalam perjalanan pulangnya dari sekolah. Seraya menimang Sakura di pangkuannya, Igarashi mengatakan, "Kadang-kadang saya takut kalau pulang sendirian, tetapi saya merasa baik-baik saja sewaktu berjalan bersama dengan Patroli Wan-Wan.”
Sakura adalah satu dari 150 anak anjing yang menjadi anggota Patroli Wan-Wan. Ini adalah program di mana anjing yang terdaftar bersama pemiliknya memanfaatkan kegiatan berjalan-jalan harian menjadi sistem keamanan lingkungan mereka, dengan memantau anak-anak, mengawasi warga, dan membantu mencegah kejahatan.
Program Karasuyama ini termasuk salah satu prakarsa masyarakat tertua di Jepang dan didirikan oleh seorang polisi setempat.
Keiko Shimizu, pemimpin patroli sekarang ini, mengatakan, "Patroli Wan-Wan adalah aktivitas yang murni dimulai oleh para sukarelawan, jadi individu pemilik hewan peliharaan dapat berjalan kapan saja mereka bisa dan bersama-sama dengan anjingnya mengenakan skarf yang sama.”
Dengan anjing-anjing berpenanda jelas yang berpatroli di jalan-jalan, warga dapat membantu mewujudkan lingkungan yang tidak terlalu rawan kejahatan, lanjut Shimizu.
Banyak di antara pemilik anjing adalah orang tua murid atau mantan murid di sekolah setempat, tetapi yang lainnya juga ada yang sekadar berpartisipasi sebagai warga dalam pengawasan lingkungan.
Pada suatu pagi baru-baru ini, misalnya, ada lima ekor anak anjing dengan skarf hijau limau khas Patroli Wan-Wan yang tampak menemani anak-anak berangkat ke sebuah SD setempat.
Pu, anjing shih tzu berusia 17 tahun, adalah salah satu anggota tertua tim patroli itu dan tidak dapat lagi berjalan sendiri. Tetapi Pu terus berpartisipasi dari kereta anjing yang didorong pemiliknya.
Michiko Takeuchi, pemilik Kojiro, anjing ras campuran pudel dan Malta yang juga ibu salah seorang pelajar di SD setempat mengatakan, "Aktivitas ini membantu kami untuk kenal satu sama lain dan menjadi tetangga yang baik, dan saya merasa dengan cara ini, tempat ini menjadi lebih aman.”
Patroli ini bukan sekadar untuk pameran atau pertunjukan.
Shimizu mengatakan kepada AFP bahwa ada anggota yang mendapati seorang lansia telah meninggal dunia sendirian. “Mereka menyadarinya dengan memperhatikan lampu kamar yang masih menyala pada pagi hari. Kami berjalan pada jam-jam yang kurang lebih sama, di jalur yang sama setiap hari, jadi lebih mudah bagi kami untuk memperhatikan kalau ada sesuatu yang tidak biasa,” lanjutnya.
Jepang memiliki reputasi sebagai salah satu negara teraman di dunia, dengan tingkat kejahatan dengan kekerasan yang sangat rendah.
Tetapi kadang-kadang juga terjadi tragedi, termasuk kecelakaan memilukan bulan lalu di sebelah timur Tokyo, di mana seorang pengemudi yang mabuk menabrakkan truknya ke sekelompok anak sekolah, menewaskan dua murid.
Jun Ameie, kepala sekolah di SD Kyuden, mengatakan, siskamling ini sama-sama membantu menenangkan orang tua dan anak-anak. Ameie mengatakan kepada AFP, “Orang tua menghargai bahwa banyak orang di lingkungan yang peduli dan memastikan lingkungan ini aman, khususnya belakangan ini sewaktu kita mendengar banyak laporan mengenai kejahatan yang melibatkan anak-anak.”
Ia menyatakan yakin anak-anak dapat bermain lepas dengan riang di luar sekolah dan di tempat-tempat lain di kawasan permukiman itu, karena mereka tahu banyak orang dewasa yang mengawasi keselamatan mereka.
Sementara itu bagi Igarashi, hewan yang dapat ditimang-timangnya itu merupakan salah satu andalannya untuk mendapatkan kenyamanan. Tentu saja menyenangkan bisa berjalan-jalan dengan anjing, tetapi ia juga merasa terlindungi oleh hewan-hewan itu. [uh/ab]