Tautan-tautan Akses

Wall Street Gelisah, Saham-saham AS Anjlok Tajam


Seorang pegawai tampak sibuk memperhatikan layar komputer saat bekerja di Bursa Efek New York, pada 10 Maret 2025. (Foto: AFP/Charly Triballeau)
Seorang pegawai tampak sibuk memperhatikan layar komputer saat bekerja di Bursa Efek New York, pada 10 Maret 2025. (Foto: AFP/Charly Triballeau)

Tiga indeks saham utama Amerika Serikat mengalami penurunan tajam dalam perdagangan pada Senin (10/3), seiring kekhawatiran para investor tentang ketidakpastian tarif yang dikenakan Presiden Donald Trump pada mitra-mitra dagang utama, dan keengganannya untuk mengesampingkan kemungkinan terjadinya resesi di AS dalam beberapa bulan mendatang.

Rata-rata 30 saham unggulan Dow Jones turun 2,1% pada akhir perdagangan hari Senin, dengan indeks S&P 500 yang lebih luas turun 2,7% dan barometer Nasdaq yang sarat teknologi turun 4%.

S&P 500 mengalami penurunan satu hari terbesar sejak 18 Desember dan turun 8,6% dari titik tertinggi sepanjang masa yang ditetapkan kurang dari satu bulan lalu, pada 19 Februari. Nasdaq mengalami penurunan persentase satu hari terbesar sejak September 2022.

Trump memberlakukan tarif baru sebesar 25% pada ekspor Meksiko dan Kanada ke AS minggu lalu dan beberapa hari kemudian menunda pemberlakuannya hingga 2 April, membuat para investor dalam keadaan tidak pasti.

"Tidak akan ada resesi di Amerika," kata Menteri Perdagangan Howard Lutnick kepada NBC News selama akhir pekan, tetapi Trump tidak menepis kemungkinan tersebut.

"Saya tidak suka memprediksi hal-hal seperti itu," kata pemimpin AS itu kepada Fox News. "Ada masa transisi karena apa yang kami lakukan sangat besar. Kami membawa kekayaan kembali ke Amerika. Itu hal yang besar."

"Butuh sedikit waktu," tambahnya.

Tindakan tarif Trump yang mundur-maju telah menyebabkan S&P 500 berayun lebih dari 1%, naik atau turun, tujuh kali dalam delapan hari.

Putaran tarif berikutnya diperkirakan akan berlangsung pada hari Rabu (12/3), ketika pungutan sebesar 25% pada baja dan aluminium akan mulai berlaku.

Pada hari Senin, aksi jual pasar juga terjadi pada saham-saham teknologi besar. Saham produsen mobil listrik Tesla, yang kepala eksekutifnya adalah miliarder Elon Musk, penasihat utama Trump, merosot lebih dari 15,4%, penurunan satu hari terbesar sejak September 2020. Kerugian Tesla untuk tahun ini sekarang mencapai 45%.

Saham teknologi utama lainnya seperti Apple, Microsoft, Alphabet, Amazon, Nvidia, dan Meta Platforms turun lebih dari 2%.

Analis David Mericle dari perusahaan investasi Goldman Sachs memangkas estimasi tahun ke tahun untuk pertumbuhan ekonomi AS dari 2,2% menjadi 1,7%, terutama karena tarif Trump tampaknya akan lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Ia mengatakan ia melihat peluang resesi sebesar 1 banding 5 pada tahun depan. [ab/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG