SOLO —
Sambil mengenakan kerudung di dalam kompleks Masjid Agung, Wakil Dubes Amerika tersebut bertemu dengan para tokoh lintas agama di Solo. Pertemuan berlangsung tertutup di gedung pengurus masjid selama hampir satu jam.
Ada berbagai tokoh lintas agama dan lintas etnis yang menghadiri pertemuan tersebut. Wakil dubes marika Serikat untuk Indonesia, Kristen, mengatakan pertemuan lintas agama dan lintas etnis ini di Solo untuk berbagi pengalaman terkait menjaga perdamaian.
Menurut Kristen, dalam pertemuan ini juga muncul ungkapan simpati belasungkawa dari para tokoh lintas agama di Solo terkait tragedi bom di Boston Amerika Serikat.
"Saya saat ini punya kesempatan yang baik bertemu dengan para tokoh lintas agama dan lintas etnis di Solo. Kami mendiskusikan tentang setiap orang menginginkan perdamaian, terutama antar umat beragama. Kunjungan saya saat ini tidak ada hubungan apapun dengan tragedi terorisme yang terjadi di Boston. Kunjungan ini sudah lama kami siapkan," kata Kristen F.Bauer.
"Saya berasal dari Boston dan saya sangat sedih dengan adanya tragedi bom di kampung halaman saya, tempat kelahiran saya. Hal ini sangat menyedihkan bagi rakyat Amerika dan warga Boston. Pasca tragedy tersebut, selama saya di Indonesia banyak sekali ungkapan simpati, termasuk para tokoh lintas agama dan lintas etnis di Solo yang menyampaikan rasa duka, belasungkawa atas tragedi tersebut,” tambah Wakil Dubes AS.
Tokoh agama Islam di Solo yang ikut dalam pertemuan tersebut, Dian Nafi mengatakan bahwa para tokoh lintas agama dan lintas etnis di Solo tetap berkomitmen menjaga perdamaian.
“Solo memiliki sejarah sebanyak 12 kali terjadi kerusuhan besar yang dikaitkan dengan agama maupun etnis. Warga Solo sekarang tidak ingin peristiwa sejarah konflik itu terulang lagi.Warga Solo selalu menjaga permadamian , dan mampu mengelola konflik secara adil,” kata Dian Nafi.
Sementara itu tokoh Kong Hu Cu di Solo, Adjie Chandra, mengungkapkan kerukunan umat beragama di Solo tetap terus dilakukan. “Masalah kerukunan umat beragama. Dari Kedubes AS ingin tahu bagaimana Solo kok bisa demikian. Semua teman-teman dalam pertemuan ini memberikan contoh kerukunan beragama," kata Adjie Chandra. "Harapan kami, pertemuan tokoh lintas agama dan lintas etnis ini tidak hanya untuk tokohnya saja tetapi juga sampai ke akar rumput, masyarakat bawah, sehingga semua umat beragama bisa saling toleransi dengan baik,” tambahnya.
Selain bertemu dengan para tokoh lintas agama dan lintas etnis di Solo, Wakil Duta Besar Amerika tersebut juga akan menggelar pertemuan dengan para pengusaha dan masyarakat miskin di perkampungan padat penduduk.
Ada berbagai tokoh lintas agama dan lintas etnis yang menghadiri pertemuan tersebut. Wakil dubes marika Serikat untuk Indonesia, Kristen, mengatakan pertemuan lintas agama dan lintas etnis ini di Solo untuk berbagi pengalaman terkait menjaga perdamaian.
Menurut Kristen, dalam pertemuan ini juga muncul ungkapan simpati belasungkawa dari para tokoh lintas agama di Solo terkait tragedi bom di Boston Amerika Serikat.
"Saya saat ini punya kesempatan yang baik bertemu dengan para tokoh lintas agama dan lintas etnis di Solo. Kami mendiskusikan tentang setiap orang menginginkan perdamaian, terutama antar umat beragama. Kunjungan saya saat ini tidak ada hubungan apapun dengan tragedi terorisme yang terjadi di Boston. Kunjungan ini sudah lama kami siapkan," kata Kristen F.Bauer.
"Saya berasal dari Boston dan saya sangat sedih dengan adanya tragedi bom di kampung halaman saya, tempat kelahiran saya. Hal ini sangat menyedihkan bagi rakyat Amerika dan warga Boston. Pasca tragedy tersebut, selama saya di Indonesia banyak sekali ungkapan simpati, termasuk para tokoh lintas agama dan lintas etnis di Solo yang menyampaikan rasa duka, belasungkawa atas tragedi tersebut,” tambah Wakil Dubes AS.
Tokoh agama Islam di Solo yang ikut dalam pertemuan tersebut, Dian Nafi mengatakan bahwa para tokoh lintas agama dan lintas etnis di Solo tetap berkomitmen menjaga perdamaian.
“Solo memiliki sejarah sebanyak 12 kali terjadi kerusuhan besar yang dikaitkan dengan agama maupun etnis. Warga Solo sekarang tidak ingin peristiwa sejarah konflik itu terulang lagi.Warga Solo selalu menjaga permadamian , dan mampu mengelola konflik secara adil,” kata Dian Nafi.
Sementara itu tokoh Kong Hu Cu di Solo, Adjie Chandra, mengungkapkan kerukunan umat beragama di Solo tetap terus dilakukan. “Masalah kerukunan umat beragama. Dari Kedubes AS ingin tahu bagaimana Solo kok bisa demikian. Semua teman-teman dalam pertemuan ini memberikan contoh kerukunan beragama," kata Adjie Chandra. "Harapan kami, pertemuan tokoh lintas agama dan lintas etnis ini tidak hanya untuk tokohnya saja tetapi juga sampai ke akar rumput, masyarakat bawah, sehingga semua umat beragama bisa saling toleransi dengan baik,” tambahnya.
Selain bertemu dengan para tokoh lintas agama dan lintas etnis di Solo, Wakil Duta Besar Amerika tersebut juga akan menggelar pertemuan dengan para pengusaha dan masyarakat miskin di perkampungan padat penduduk.