Tautan-tautan Akses

Wahana Angkasa NASA akan Dekati Matahari Tahun Depan


Citra yang dibagikan oleh the Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory hari Rabu, 31 Mei 2017 menggambarkan wahana antariksa Solar Probe Plus milik NASA yang sedan mendekati matahari (foto: Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory via AP)
Citra yang dibagikan oleh the Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory hari Rabu, 31 Mei 2017 menggambarkan wahana antariksa Solar Probe Plus milik NASA yang sedan mendekati matahari (foto: Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory via AP)

Sebuah wahana antariksa dijadwalkan akan diluncurkan oleh NASA untuk mendekati atmosfir matahari.

Badan antariksa Amerika Serikat, NASA, menyatakan akan meluncurkan sebuah misi tahun depan untuk mengirimkan sebuah wahana antariksa ke atmosfir matahari.

NASA mengumumkan rencana tersebut di the University of Chicago hari Rabu dalam sebuah upacara untuk menghormati astrofisikawan Eugene Parker, dimana Wahana Penyelidik Surya Parker diberi nama sesuai dengan nama astrofisikawan tersebut.

Penyelidikan tersebut akan mengumpulkan data terkait aktivitas matahari dan memberi kita pemahaman yang lebih baik bagaimana peristiwa iklim antariksa dapat berdampak terhadap kehidupan di bumi.

Wahana tersebut akan mengorbit dalam jarak empat juta mil dari permukaan matahari, sekitar delapan kali lebih dekat ke matahari dibandingkan wahana antariksa manapun yang pernah diluncurkan. Wahana tersebut harus mampu menahan panas dan radiasi yang tak seorang manusiapun dapat menahannya.

"Wahana Penyelidik Surya Parker akan menjawab semua pertanyaan tentang fisika matahari yang telah menimbulkan teka-teki bagi kita selama lebih dari enam puluh tahun," ujar Nicola Fix, salah seorang ilmuwan untuk misi tersebut.

"Wahana antariksa tersebut bermuatan terobosan teknologi yang akan memecahkan banyak dari misteri terbesar tentang bintang kita, termasuk mencari tahu mengapa suhu korona matahari jauh lebih panas dibandingkan suhu di permukaannya."

Parker adalah ilmuwan pertama yang mempelajari fenomana yang sekarang dikenal sebagai angin surya dan penelitiannya telah mengubah cara pemahaman para ilmuwan tentang cara bintang-bintang berinteraksi dengan dunia yang mengorbit mereka.

Angin surya adalah gas dengan partikel bermuatan yang dipancarkan dari matahari. Angin tersebut berangsur-angsur mengalir melewati bumi pada kecepatan 1,6 juta kilometer per jam dan para ilmuwan percaya mereka memiliki kemampuan untuk menimbulkan kerusakan serius di planet ini.

Pada titik terdekatnya dengan matahari, wahana antariksa dengan lapisan pelindung surya berketebalan 12 sentimeter harus dapat menahan suhu sepanas 1.300 derajat Celcius.

Jadwal peluncuran wahana penyelidik ini masih seperti semula yaitu bulan Agustus 2018 dan dijadwalkan akan bertahan hingga bulan Juni 2025. [ww/dw]

XS
SM
MD
LG