Gedung Putih, Jumat (10/4), melancarkan serangan yang tidak biasa terhadap Voice of America, badan penyiaran yang didanai oleh Kongres dan selama puluhan tahun telah menyiarkan laporan secara independen dari berbagai belahan dunia.
Seorang pejabat Gedung Putih, Jumat (10/4), menuduh VOA mengunakan uang pajak rakyat Amerika “untuk membela rezim otoriter” karena melaporkan tentang pencabutan lockdown di Wuhan, kota di China di mana virus corona pertama kali muncul. VOA membalas kecaman itu dan membela laporan tersebut.
“Voice of America menghabiskan uang rakyat untuk berbicara bagi rezim otoriter,” demikian petikan pernyataan Gedung Putih dalam “1600 Daily,” suatu rangkuman berita dan peristiwa yang dikirim secara berkala melalui email.
Ditambahkan, anggaran tahunan VOA yang berjumlah $200 juta sedianya digunakan untuk menjalankan misinya “menyampaikan laporan tentang Amerika” dan “menyajikan kebijakan-kebijakan Amerika secara jelas dan efektif” kepada warga dunia.
Namun, merujuk pada laporan VOA sebelumnya awal pekan ini tentang pencabutan pembatasan perjalanan dan melunaknya kebijakan lockdown di Wuhan, Gedung Putih mengatakan “VOA terlalu sering menjadi corong bagi musuh Amerika – bukan bagi warga Amerika.”
Ditambahkan, VOA juga baru-baru ini melaporkan komentar menteri luar negeri Iran yang kritis terhadap Amerika.
Memalukan
Sebelumnya pada Kamis (9/4), Direktur Media Sosial Gedung Putih Dan Scavino, lewat Twitter, menyebut VOA sebagai “aib.”
VOA membalas kedua serangan itu, memberi tanggapan terhadap cuitan Scavino di Twitter dan membela laporannya sebagai hal yang tidak memihak.
VOA menggarisbawahi bahwa pihaknya diharuskan oleh undang-undang untuk menyajikan laporan dari semua sudut pandang.
“Salah satu perbedaan besar antara media independen yang didanai Kongres, seperti Voice of America, dan media yang dikontrol oleh pemerintah adalah kami bebas menunjukkan semua sudut pandang atas suatu isu dan hal ini dimandatkan oleh undang-undang, sebagaimana termaktub dalam Piagam VOA,” ujar Direktur VOA Amanda Bennett dalam pernyataannya.
Bennet menunjukkan sejumlah link laporan VOA yang menyorot ketidaksiapan China menanggapi virus corona.
Bennet mengatakan VOA, bersama dengan beberapa kantor berita Amerika lainnya, telah dilarang beroperasi di China, tetapi tetap melaporkan dan menyiarkan berita dari dalam negara itu.
VOA dikelola oleh US Agency for Global Media, yang juga mengawasi badan-badan penyiaran lain yang juga didanai pemerintah, seperti Radio Free Europe/Radio Liberty dan Radio Free Asia. [em/ii]