Singapura adalah negara Asia Tenggara ketiga, setelah Malaysia dan Indonesia, yang telah menjalin “hubungan strategis komprehensif” dengan Vietnam.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis setelah peningkatan hubungan tersebut, Lam dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong menyaksikan penandatanganan enam perjanjian dan mendiskusikan kerja sama dalam pengembangan kabel bawah laut, konektivitas digital, dan arus data lintas batas.
Negara-negara Asia Tenggara, yang merupakan persimpangan utama kabel yang menghubungkan Asia dan Eropa, bertujuan untuk memperluas jaringan mereka untuk memenuhi permintaan akan layanan AI dan pusat data yang melonjak.
Vietnam sendiri berencana untuk meluncurkan 10 kabel bawah laut baru pada tahun 2030. Pada bulan Desember, kantor berita Reuters melaporkan bahwa perusahaan manajer aset Singapura, Keppel, dan konglomerat Vietnam, Sovico Group, sedang mendiskusikan rencana kabel serat optik bawah laut baru untuk meningkatkan industri pusat data di wilayah tersebut, menurut sumber yang mengetahui masalah ini.
Pada bulan April tahun lalu, perusahaan telekomunikasi milik negara Vietnam, Viettel, dan Singtel dari Singapura mengumumkan kesepakatan awal untuk mengembangkan kabel bawah laut yang menghubungkan Vietnam secara langsung ke Singapura, meskipun belum ada kontrak konstruksi yang diumumkan.
Kedua pemimpin juga membahas pembangunan hijau, perluasan kawasan industri, serta perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut. Singapura berjanji untuk mendukung Vietnam dalam mengembangkan pusat-pusat keuangan internasional, kata pernyataan bersama tersebut.
Singapura termasuk di antara investor asing terbesar di Vietnam, setelah menginvestasikan $10,21 miliar tahun lalu, yang merupakan 27 persen dari total investasi asing di Vietnam, menurut data resmi. [my/uh]
Forum