Penjualan tiket pesawat turun tajam sejak akhir 2021, kata Persatuan Transportasi Udara Internasional (IATA) hari Rabu (12/1). Mereka menyalahkan pemerintah karena "bereaksi berlebihan" terhadap varian Omicron dengan menutup perbatasan.
IATA yang beranggotakan lebih dari 290 maskapai mengatakan, perjalanan udara internasional perlahan namun pasti pulih dari penutupan massal tahun 2020 dan awal 2021 sebelum varian Omicron yang menular cepat ditemukan pada akhir November.
Penjualan tiket pada November 60,5 persen di bawah tingkat pra-pandemi November 2019, menandai peningkatan dari penurunan 64,8 persen yang tercatat sebulan sebelumnya.
"Sayangnya, pemerintah bereaksi berlebihan terhadap munculnya varian Omicron dan mencoba menutup perbatasan tetapi gagal, dan melakukan tes-tes berlebihan dan karantina terhadap pendatang untuk memperlambat penyebaran," kata presiden IATA Willie Walsh.
Akibatnya kata Walsh, industri itu menghadapi "kuartal pertama yang lebih sulit dari perkiraan." Sebanyak 83 persen anggota IATA adalah maskapai penerbangan udara dunia.
Pada bulan Oktober, IATA memperkirakan kerugian $11,6 miliar pada tahun 2022, turun dari perkiraan $51,8 miliar pada tahun 2021 dan $137,7 miliar pada tahun 2020.
IATA menambahkan pihaknya memperkirakan maskapai penerbangan AS akan meraup keuntungan lagi tahun ini. Tetapi ia mengatakan, maskapai Eropa yang menjalankan lebih banyak penerbangan jarak jauh sehingga lebih terimbas oleh penutupan perbatasan, tidak akan meraup keuntungan. [ps/ka]