Gubernur Minnesota Tim Walz dan Senator AS JD Vance akan tampil di panggung debat, Selasa (1/10) di New York saat kandidat wakil presiden dari Partai Demokrat dan Partai Republik mencoba menarik pemilih dengan waktu tersisa lebih dari sebulan sebelum pemilihan presiden bulan November.
Debat tersebut merupakan satu-satunya debat dalam kampanye antara Walz dan Vance, dan bisa jadi merupakan pertarungan langsung terakhir antara masing-masing kandidat. Tidak ada lagi debat yang dijadwalkan antara kandidat presiden, Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump.
Vance adalah senator dari negara bagian Ohio yang menjadi cawapres bagi Donald Trump. Ia mengatakan debat ini merupakan kesempatan untuk menunjukkan bagaimana pemerintahan yang dipimpin Partai Republik memulihkan ekonomi dan mengamankan perbatasan.
“Ini adalah kesempatan bagi saya untuk menyampaikan kepada rakyat Amerika bagaimana kita dapat membuat hidup mereka lebih baik, dan bagaimana kebijakan Donald Trump dapat membuat mereka lebih makmur, dapat membuat dunia lebih damai dan dapat mengamankan perbatasan selatan. Jika kita melakukan hal-hal itu, kita akan menang,” ujarnya.
Sementara Tim Walz, gubernur negara bagian Minnesota yang menjadi cawapres Kamala Harris dari Partai Demokrat, mengatakan tidak seperti lawan politiknya, Partai Demokrat sangat memperhatikan nasib kelas pekerja AS.
“Seperti semua orang biasa yang tumbuh bersama saya di daerah pedalaman, JD belajar di Yale, berkarier dan didanai oleh para miliarder Silicon Valley, dan kemudian menulis sebuah buku laris yang mengolok-olok komunitas itu… Padahal Amerika Tengah tidak seperti ini. Saya tidak sabar untuk berdebat dengannya,” kata Walz.
Tim kampanye mencari keunggulan dalam persaingan yang ketat, karena jajak pendapat nasional menunjukkan Harris unggul tipis atas Trump, tetapi hampir tidak ada selisih suara di antara mereka di beberapa negara bagian yang akan sangat penting dalam menentukan siapa yang akan menjadi presiden berikutnya.
Bill Galston, seorang peneliti senior bidang tata kelola di Brookings Institution, kepada VOA mengatakan bahwa bagian penting dari debat bagi Walz dan Vance adalah tidak membuat kesalahan atau mengungkapkan posisi kebijakan yang tidak disetujui oleh kandidat presiden mereka.
"Hal pertama yang perlu mereka lakukan adalah memperkenalkan diri kepada para pemilih, dan masing-masing akan berusaha memberikan kesan umum yang baik," kata Galston. "Kedua, aturan utama kandidat wakil presiden hampir sama dengan aturan utama wakil presiden; yaitu, jangan melakukan apa pun yang akan melemahkan atau mempermalukan kandidat atau presiden Anda."
Pemilih dalam pemilu-pemilu presiden AS sebelumnya bisa mengandalkan beberapa debat yang melibatkan kandidat presiden, tetapi siklus kali ini berbeda.
Trump ikut serta dalam debat bulan Juni melawan Presiden Joe Biden, sebuah acara yang tidak berjalan baik bagi Biden dan mendorong seruan dari partainya untuk keluar dari persaingan. Setelah Harris menjadi calon dari Partai Demokrat, Harris dan Trump berhadapan dalam sebuah debat bulan lalu.
Para pemilih di enam dari 50 negara bagian AS sudah memberikan suara lebih awal. Debat hari Selasa ini diadakan seiring akan meningkatnya jumlah negara bagian yang akan memungkinkan para pemilih memberikan suara lebih awal. Empat belas negara bagian lain akan membuka diri untuk para pemilih dini pada tanggal 16 Oktober. [my/em/ab]
Beberapa informasi dalam artikel ini diambil dari The Associated Press dan Reuters
