Tautan-tautan Akses

Vaksinasi Anak di AS Menurun Selama Pandemi Corona


Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Atlanta, Georgia, AS. (Foto: dok).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Atlanta, Georgia, AS. (Foto: dok).

Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merilis sebuah laporan memprihatinkan baru-baru ini: vaksinasi anak menurun signifikan selama wabah virus corona. Banyak pakar kesehatan khawatir, fakta ini bisa memunculkan wabah-wabah baru yang dampaknya tak kalah mengkhawatirkan. Sejumlah survei online menunjukkan, banyak orangtua terpaksa menunda atau bahkan membatalkan vaksinasi anaknya karena takut tertular virus corona.

Tina Smithson sudah tiga bulan menunda vaksinasi anaknya yang belum lama ini genap berusia dua tahun. Warga Silver Spring, Maryland, ini takut, kunjungan ke klinik atau rumah sakit sewaktu pandemi virus corona hanya akan memaparkan anaknya pada virus mematikan tersebut.

“Bayi saya hanya mendapatkan vaksin hepatitis A. Yang lainnya kata dokter bisa menunggu hingga kapan saja,” jelasnya.

Pandemi corona membuat banyak warga takut melakukan vaksinasi bagi bayinya. (Foto: ilustrasi).
Pandemi corona membuat banyak warga takut melakukan vaksinasi bagi bayinya. (Foto: ilustrasi).

Smithson hanyalah satu dari ribuan dari orangtua di AS yang menunda atau bahkan membatalkan vaksinasi anaknya. CDC dalam laporannya Mei lalu menyebutkan, vaksinasi anak menurun secara signifikan, yakni sekitar 22 persen. CDC merujuk data itu dari menurunnya jumlah vaksin yang dipesan melalui sebuah program federal yang mengimunisasi setengah jumlah anak di Amerika.

Yang lebih memprihatinkan, vaksinasi anak di bawah usia 24 bulan menurun rata-rata 16 persen. Padahal, di bawah dua tahun merupakan usia rawan penyakit sehingga vaksinasi teramat dibutuhkan.

Denita Utami, dokter umum asal Indonesia yang saat ini berstatus mahasiswi S2 jurusan kesehatan masyarakat di Columbia University, merupakan salah satu pakar kesehatan yang turut prihatinkan terhadap hal ini.

“Jadi di sini rekomendasinya vaksinasi diproritaskan pada anak-anak hingga usia 24 bulan. Mereka yang harus menjalani vaksinasi terlebih dahulu kalau memang situasinya memungkinkan.”

Meski demikian, Koordinator bidang promosi kesehatan Satgas Covid-19 PERMIAS ini mengatakan, keliru bila para orangtua menunda vaksinasi anaknya.

Seorang anak menerima suntikan vaksin campak di Minneapolis, Minnesota (foto: ilustrasi).
Seorang anak menerima suntikan vaksin campak di Minneapolis, Minnesota (foto: ilustrasi).

Sandra Sullivan, dokter anak di Baltimore, Maryland, mengatakan, para orangtua seharusnya mengkhawatirkan kemungkinan anak mereka terkena banyak penyakit jika menunda vaksinasi. “Ironinya adalah jika kita menunda vaksinasi, ada kemungkinan anak. Anda terkena penyakit yang lebih serius atau bahkan lebih mematikan,” jelasnya.

Vaksinasi Anak Menurun Signifikan selama Wabah Covid-19
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:18 0:00


Ratih Sudharto, dokter keluarga yang berpraktik di kawasan Metropolitan Washington DC, memberikan beberapa contohnya. “Campak. Campak itu sangat mudah menular. Lebih mudah menular dibanding Covid-19. Campak itu bisa menimbulkan infeksi di otak, infeksi di paru-paru dan bahkan mengakibatkan kematian. Contoh lainnya adalah polio. Polio bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian.”

Tidak semua anak di Amerika menjalani vaksinasi karena keputusan orangtua mereka. CDC melaporkan, sekitar 55 persen anak di Amerika tidak terdaftar dalam program vaksinasi federal. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG