Tautan-tautan Akses

Uzbekistan, Pakistan Berjanji Teruskan Rencana Pembangunan Jalur Kereta Lewat Afghanistan 


Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev (kanan) dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif bertukar dokumen deklarasi bersama dalam pertemuan di Tashkent, Uzbekistan, pada 26 Februari 2025. (Foto: Kantor Perdana Menteri Shehbaz Sharif)
Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev (kanan) dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif bertukar dokumen deklarasi bersama dalam pertemuan di Tashkent, Uzbekistan, pada 26 Februari 2025. (Foto: Kantor Perdana Menteri Shehbaz Sharif)

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan di Afghanistan pada Agustus 2021 dan kemudian sanksi keuangan Barat yang dijatuhkan kepada negara tersebut sempat menghalangi Uzbekistan dan Pakistan untuk meneruskan diskusi tentang proyek kereta yang menghubungkan ketiga negara itu.

Uzbekistan dan Pakistan sepakat untuk membentuk komite tripartit dengan Afghanistan guna mengatasi berbagai masalah yang menghambat pelaksanaan proyek kereta yang diusulkan untuk menghubungkan ketiga negara tersebut.

Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev melaporkan perkembangan tersebut setelah melangsungkan pembicaraan tingkat delegasi dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif di Tashkent, yang menekankan perlunya mengoordinasikan upaya bersama untuk memajukan jalur kereta lintas-Afghanistan.

Ketiga negara tetangga tersebut menandatangani perjanjian pada Februari 2021 untuk membangun jalur kereta sepanjang 573 kilometer melalui Afghanistan. Jalur ini akan menghubungkan wilayah Asia Tengah yang terkurung daratan dengan pelabuhan-pelabuhan laut Pakistan, dengan perkiraan biaya sebesar $4,8 miliar untuk meningkatkan konektivitas ekonomi regional.

“Untuk pertama kalinya, kita melakukan diskusi komprehensif [mengenai proyek tersebut],” kata Mirziyoyev dalam sambutannya melalui penerjemah resminya yang disiarkan langsung pada Rabu (26/2) di stasiun televisi pemerintah Pakistan.

Ia mencatat bahwa kedua belah pihak sepakat untuk membentuk komite tripartit guna mengevaluasi peluang dan mengatasi tantangan proyek. Pemimpin Uzbekistan itu menyatakan bahwa hal tersebut juga menjadi inti dari diskusi yang baru-baru ini diselenggarakan pemerintahnya dengan para pejabat dari Afghanistan.

"Saat ini, kita akan mengadakan pertemuan [komite] tripartit untuk menyelesaikan masalah," kata Mirziyoyev tanpa menjelaskan lebih lanjut. "Kita tahu bahwa [proyek] ini adalah masa depan kita," tambahnya, menyebutnya penting bagi perdagangan dan perjalanan regional.

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan di Afghanistan pada Agustus 2021 dan kemudian sanksi keuangan Barat yang dijatuhkan kepada negara tersebut sempat menghalangi Uzbekistan dan Pakistan untuk meneruskan diskusi tentang proyek konektivitas kereta itu.

Akhir-akhir ini, Pakistan menuduh pemerintah Taliban, yang tidak diakui oleh negara mana pun, melindungi dan memfasilitasi militan yang bertanggung jawab atas serangan teroris di negara itu.

Kekerasan yang sedang berlangsung telah membuat hubungan bilateral menjadi tegang dan menghambat Islamabad untuk mengupayakan kemitraan ekonomi yang berarti dengan Kabul, menurut para pejabat Pakistan.

Taliban menolak tuduhan bahwa kelompok militan asing beroperasi di wilayah mereka, dengan mengatakan bahwa tidak seorang pun diizinkan menggunakan tanah Afghanistan untuk mengancam negara lain.

Sharif, yang berbicara bersama Mirziyoyev, menegaskan kembali kekhawatiran tentang terorisme lintas batas, dengan menekankan bahwa kelompok militan tidak boleh menggunakan tanah Afghanistan untuk melancarkan serangan terhadap negara lain, termasuk Pakistan.

Para pemimpin Uzbekistan dan Pakistan pada hari Rabu mengumumkan bahwa mereka juga telah sepakat untuk meningkatkan perdagangan tahunan dari $400 juta lebih menjadi $2 miliar dan menandatangani beberapa kesepakatan untuk memperdalam hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral.

Kedua belah pihak menyatakan bahwa mereka telah membahas peningkatan kolaborasi di bidang pertanian, farmasi, permesinan, geologi, sumber daya mineral, tekstil, kulit, dan industri lainnya dengan mengekspor produk jadi ke pasar negara ketiga.

Islamabad dan Tashkent juga sepakat untuk meningkatkan hubungan udara dengan penerbangan baru yang direncanakan antara kota terbesar Pakistan, Karachi, dan kota bersejarah Uzbekistan, Samarkand dan Bukhara. [my/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG