Utusan Amerika Serikat untuk urusan lingkungan John Kerry mengatakan perlu lebih banyak usaha untuk menyusun perjanjian dengan China seputar isu-isu penting setelah melangsungkan pembicaraan selama tiga hari di Beijing yang bertujuan untuk memulihkan kepercayaan di antara kedua negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia itu.
“Kami – tim dan pemerintahan AS – datang ke Beijing guna mengatasi masalah yang terjadi sejak Agustus lalu,” kata Kerry kepada reporter pada Rabu (19/7) malam.
Pembicaraan tentang iklim dihentikan pada tahun lalu menyusul kunjungan ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, ke Taiwan, sebuah pulau yang diklaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya.
“Ini merupakan pertemuan tatap pertama sejak itu, dan kami berada di sini untuk membuat kemajuan baru,” kata Kerry.
Kerry mengatakan lebih banyak pertemuan akan dilakukan di antara kedua negara menjelang pembicaraan konferensi iklim COP28 di Dubai pada akhir tahun.
Li Shuo, penasihat isu iklim senior di kelompok lingkungan Greenpeace di Beijing, mengatakan pembicaraan pada minggu ini adalah "operasi penyelamatan rumit bagi dialog iklim AS-China" dan mengatakan pembicaraan itu dapat membuat hubungan kedua negara "semakin kuat."
"Dialog selanjutnya seharusnya dapat membantu menciptakan lebih banyak ambisi dalam menurunkan penggunanan batu bara, mengurangi emisi metana, dan membuka jalan untuk menghasilkan rumusan yang lebih kuat pada COP28," ujarnya.
Kerry sebelumnya mengatakan kepada Wakil Presiden China Han Zheng bahwa perubahan iklim adalah "ancaman universal" yang seharusnya ditangani secara terpisah dari perselisihan diplomatik luas yang terjadi antara China dan AS.
Kerry mengatakan kepada Han bahwa membatasi suhu global hingga 1,5 derajat Celsius membutuhkan upaya signifikan dari pemerintah China untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan non-karbonnya, ungkap Departemen Luar Negeri AS setelah pertemuan antar kedua tokoh tersebut. [jm/lt/rs]
Forum