Tautan-tautan Akses

Uskup Surabaya Pimpin Misa Arwah bagi Korban Kecelakaan AirAsia


Uskup Surabaya Mgr.Vinsensius Sutikno Wisaksono memimpin misa arwah tujuh hari meninggalnya penumpang AirAsia QZ8501 di gereja Oikoumene Polda Jatim, 3 Januari 2015 (Foto: VOA/Petrus Riski)
Uskup Surabaya Mgr.Vinsensius Sutikno Wisaksono memimpin misa arwah tujuh hari meninggalnya penumpang AirAsia QZ8501 di gereja Oikoumene Polda Jatim, 3 Januari 2015 (Foto: VOA/Petrus Riski)

Sekitar 100 orang keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, mengikuti misa arwah yang dilakukan di gereja Oikoumene Polda Jawa Timur.

Uskup Surabaya memimpin misa arwah di gereja Oikoumene Polda Jawa Timur, mendoakan korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Ratusan keluarga penumpang pesawat yang jatuh Minggu (28/12) yang lalu, diajak untuk mendoakan kedamaian arwah para korban kecelakaan.

Sekitar 100 orang keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, mengikuti misa arwah yang dilakukan di gereja Oikoumene Polda Jawa Timur, sambil menunggu evakuasi serta proses identifikasi jenasah yang dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI).

AKBP Murni Hendhy Astuti, anggota Polda Jawa Timur yang mendampingi keluarga korban mengatakan, misa arwah ini merupakan ritual doa tujuh hari atas meninggalnya penumpang pesawat AirAsia.

“Kita kan ada tiga hari, tujuh hari, 40 hari, nah ini kebetulan hari ini adalah pas tujuh harinya, terus kemudian minta Bapa uskup untuk memimpin Misa arwah mengenang tujuh hari meninggalnya saudara-saudara mereka yang terkena musibah AirAsia QZ8501,” kata Pendamping Umat Katolik di Polda Jawa Timur​, AKBP Murni Hendhy Astuti​.

Sekitar 30 orang umat Katolik menjadi korban dalam kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, sehingga menimbulkan kesedihan mendalam dari keluarga korban dan sesama jemaat.

Uskup Surabaya, Mgr. Vinsensius Sutikno Wisaksono usai memimpin Misa arwah kepada VOA mengatakan, doa untuk para arwah ini merupakan upaya yang bisa dilakukan bagi para korban, termasuk untuk jenasah yang belum ditemukan.

Doa dan pendampingan merupakan upaya yang bisa dilakukan, untuk menguatkan kembali keluarga yang ditinggalkan.

“Ya sedih, macam-macam, campur, merasa tidak pasti, bingung ya. Yang bisa kita perbuat ya mendampingi mereka. Mereka yang ditinggalkan ini apalagi yang kalau jenasahnya tidak ditemukan itu butuh pendampingan saja, tidak perlu banyak kata, hanya ungkapan bela rasa disamping memberikan sentuhan perhatian dan rasa simpati kita,” kata ​Mgr. Vinsensius Sutikno Wisaksono.

Uskup Surabaya berharap seluruh proses evakuasi dapat berjalan lancar dan cepat, agar keluarga yang ditinggalkan dapat memperoleh kepastian mengenai kondisi anggota keluarganya, termasuk memberikan penghormatan terakhir bagi yang meninggal dunia.

“Supaya cepat selesai, jenasah ditemukan, itu merupakan kelegaan, itu orang kalau meninggal. Tapi kalau tidak jelas seperti korban MH 370 itu seluruh hidup bisa (tidak menentu). Kalau jenasah paling tidak sudah diketahui, dilihat meskipun itu bagian kecil dari jenasah itu ditemukan, sudah merupakan kelegaan," lanjut ​Uskup Surabaya, Mgr. Vinsensius Sutikno Wisaksono.

XS
SM
MD
LG