Universitas Harvard, perguruan tinggi paling kaya di dunia, diberi alokasi dana $8,6 juta sebagai bagian paket stimulus pemerintah untuk membantu perekonomian yang dilanda pandemi Covid-19. Tapi dana itu kemudian dikembalikan oleh Harvard setelah timbul keonaran dalam media yang mengatakan banyak perusahaan besar telah mendapat bagian dari bantuan stimulus itu.
Akhir bulan lalu Presiden Trump menyerukan pada universitas yang terletak di negara bagian Massachussets itu untuk mengembalikan dana bantuan tadi, dengan mengatakan bahwa dana itu sebetulnya ditujukan bagi “para pekerja” dan bukan bagi salah satu “lembaga pendidikan terkaya didunia.”
Harvard kemudian mengatakan 100 persen dana bantuan itu akan dibagikan kepada para mahasiswa yang menghadapi masalah keuangan yang urgen karena dilanda krisis akibat pandemi Covid-19.
Tapi satu hari kemudian pimpinan Harvard mengatakan tidak akan menggunakan dana itu sama sekali, dan memutuskan tidak akan minta ataupun menerima bantuan dana “yang dialokasikan padanya sesuai peraturan,” kata sebuah pernyataan.
“Kami akan memberi tahu Departemen Pendidikan tentang keputusan ini dan minta pada departemen itu untuk bertindak cepat guna memberikan bantuan sumber dana yang telah dijanjikan sebelumnya bagi Harvard,” kata pernyataan itu lagi.
Perguruan tinggi bergengsi itu menambahkan akan tetap memberikan dukungan keuangan yang telah dijanjikannya kepada para siswanya.
Departemen Pendidikan sedang bersiap-siap mendapat dana $30,8 miliar guna dibagikan kepada sekolah-sekolah dan universitas di Amerika, yang terpaksa tutup sementara karena virus korona itu. Dana itu adalah bagian dari paket stimulus ekonomi berjumlah $2,2 triliun dollar yang disahkan oleh Kongres bulan lalu.
Penerbitan universitas yang bernama Harvard Crimson melaporkan bahwa dana hibah yang telah diterimanya dari banyak donor, tahun lalu berjumlah $40,9 miliar. Namun para pengurus universitas mengatakan jumlah itu mungkin telah turun sampai sekitar $30 miliar karena krisis ekonomi yang sedang berlangsung.
Sejumlah perusahaan besar lainnya juga telah mendapat bagian dari bantuan keuangan itu. Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa setidaknya tiga jaringan restoran besar ikut mendapat pinjaman jutaan dollar dari dana stimulus itu.
Tapi setelah timbul kehebohan di media bahwa dana itu seharusnya diberikan kepada pemilik bisnis kecil, restoran cepat saji Shake Shack dan Restoran Steak Ruth Chris segera berjanji akan mengembalikan pinjaman itu.
Sarah Core, seorang pemilik bisnis kecil di Yuba City, California, tidak berhasil mendapat pinjaman $58 ribu untuk membayar gaji pegawai dan berbagai ongkos operasi lainnya karena bank-bank yang ditugaskan memberikan pinjaman seperti itu sudah kehabisan dana yang diberikan pemerintah.
Laporan perusahaan yang mamantau kegiatan ekonomi, Marketwatch mengatakan, 43 persen pemilik bisnis kecil akan bangkrut dalam enam bulan kedepan kalau mereka tidak segera mendapat bantuan keuangan, dan ratusan ribu pemilik usaha kecil masih menunggu kabar tentang status permohonan pinjaman mereka. [ii/jm]