Badan PBB untuk Urusan Anak (UNICEF) menyatakan anak-anak adalah bagian terbesar dari hampir 600.000 pengungsi Muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
UNICEF menyebut anak-anak pengungsi Rohingya menyaksikan “neraka di bumi” karena harus hidup di kamp-kamp pengungsian yang penuh sesak, berlumpur dan tidak sehat di Bangladesh.
Badan PBB itu mengeluarkan laporan tentang nasib anak-anak Rohingya yang jumlahnya mencapai 58 persen dari pengungsi yang mengalir ke Cox’s Bazar di Bangladesh selama delapan pekan terakhir. Penulis laporan, Simon Ingram mengatakan satu dari lima anak di sana mengalami ‘kekurangan gizi akut’.
Laporan itu dikeluarkan menjelang konferensi donor di Jenewa, Senin (23/10) untuk menggalang bantuan dana internasional bagi Rohingya.
“Banyak pengungsi anak Rohingya di Bangladesh telah menyaksikan berbagai kekejaman di Myanmar yang seharusnya tidak mereka pernah lihat dan mereka telah menderita kehilangan besar,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Anthony Lake.
Mereka sekarang membutuhkan air bersih, makanan, sanitasi, tempat berteduh dan vaksin untuk mencegah kemungkinan munculnya wabah Kolera yang menyebar dari air yang kurang bersih.
Lembaga kemanusiaan PBB memerlukan 434 juta dolar untuk pengungsi Rohingya, kurang lebih sepertiga dari dana untuk UNICEF membantu para pengungsi anak. [al]