OSLO —
Ketua Komite Nobel, Thorbjoern Jagland mengatakan dalam krisis ekonomi Eropa yang sekarang ini persatuan politik lebih penting dari sebelumnya. “Kita harus bersatu. Bertanggung jawab secara kolektif. Tanpa kerjasama Eropa ini, hasilnya bisa saja menjadi proteksionisme baru, nasionalisme baru dengan resiko kehilangan apa yang sudah dicapai,” ujar Jagland.
Tiga presiden Uni Eropa menerima penghargaan untuk lembaga utama organisasi itu, Komisi Eropa, Dewan Eropa dan Parlemen Eropa. Jose Manuel Barrosso adalah Presiden Komisi Eropa.
“Saya percaya Uni Eropa pantas mendapat penghargaan ini. Kenyataannya, ini mungkin merupakan proses rekonsiliasi dan persatuan yang paling berhasil yang pernah ada. Dari sisi transnasional, Uni Eropa kini memiliki 27 negara dan tidak lama lagi 28 negara bersatu bukan saja karena nilai-nilai perdamaian, tapi juga kebebasan dan demokrasi. Jadi saya yakin kami berhak mendapat penghargaan ini, Hadiah Nobel bagi Uni Eropa,” papar Barosso.
Komite Nobel mengatakan hadiah tersebut dianugerahkan bagi Uni Eropa karena dukungannya pada perdamaian, demokrasi dan HAM selama enam dekade terakhir.
Eropa menghadapi dua perang dunia selama paruh pertama abad ke 20 yang memecah benua itu dan menewaskan jutaan orang. Persatuan itu kini mencakup 27 negara anggota dan ikut menciptakan perdamaian selama enam dekade terakhir.
Namun para pengecam mengatakan Uni Eropa tidak pantas menerima hadiah itu. Kelompok-kelompok kampanye mengutarakan isu-isu HAM di Eropa termasuk diskriminasi terhadap warga Gipsi dan ketakutan akan Islam.
Pengecam lainnya mengatakan cara penanganan Uni Eropa atas krisis ekonomi saat ini termasuk langkah-langkah penghematan di sejumlah negara anggota justru berperan dalam meningkatkan kemiskinan dan pengangguran.
Tapi Presiden Dewan Eropa, Herman Van Rompuy, mengatakan Uni Eropa membantu negara-negara yang bermasalah mengatasi kesulitan finansial mereka.
“Tentu saja, negara-negara harus menertibkan negara masing-masing dan itu sangat menyakitkan. Kami menyadari hal ini, tapi pada saat yang sama kami membantu mereka dengan memberikan dukungan keuangan,” kata Rompuy.
Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Perancis Francois Hollande dan para pemimpin Eropa lainnya juga menghadiri acara di Oslo, ibukota Norwegia.
Tiga presiden Uni Eropa menerima penghargaan untuk lembaga utama organisasi itu, Komisi Eropa, Dewan Eropa dan Parlemen Eropa. Jose Manuel Barrosso adalah Presiden Komisi Eropa.
“Saya percaya Uni Eropa pantas mendapat penghargaan ini. Kenyataannya, ini mungkin merupakan proses rekonsiliasi dan persatuan yang paling berhasil yang pernah ada. Dari sisi transnasional, Uni Eropa kini memiliki 27 negara dan tidak lama lagi 28 negara bersatu bukan saja karena nilai-nilai perdamaian, tapi juga kebebasan dan demokrasi. Jadi saya yakin kami berhak mendapat penghargaan ini, Hadiah Nobel bagi Uni Eropa,” papar Barosso.
Komite Nobel mengatakan hadiah tersebut dianugerahkan bagi Uni Eropa karena dukungannya pada perdamaian, demokrasi dan HAM selama enam dekade terakhir.
Eropa menghadapi dua perang dunia selama paruh pertama abad ke 20 yang memecah benua itu dan menewaskan jutaan orang. Persatuan itu kini mencakup 27 negara anggota dan ikut menciptakan perdamaian selama enam dekade terakhir.
Namun para pengecam mengatakan Uni Eropa tidak pantas menerima hadiah itu. Kelompok-kelompok kampanye mengutarakan isu-isu HAM di Eropa termasuk diskriminasi terhadap warga Gipsi dan ketakutan akan Islam.
Pengecam lainnya mengatakan cara penanganan Uni Eropa atas krisis ekonomi saat ini termasuk langkah-langkah penghematan di sejumlah negara anggota justru berperan dalam meningkatkan kemiskinan dan pengangguran.
Tapi Presiden Dewan Eropa, Herman Van Rompuy, mengatakan Uni Eropa membantu negara-negara yang bermasalah mengatasi kesulitan finansial mereka.
“Tentu saja, negara-negara harus menertibkan negara masing-masing dan itu sangat menyakitkan. Kami menyadari hal ini, tapi pada saat yang sama kami membantu mereka dengan memberikan dukungan keuangan,” kata Rompuy.
Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Perancis Francois Hollande dan para pemimpin Eropa lainnya juga menghadiri acara di Oslo, ibukota Norwegia.