Yunani, Italia dan beberapa negara Uni Eropa lainnya sejak Rabu (15/12) melancarkan program vaksinasi COVID-19 bagi anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun. Program tersebut bergulir di saat negara-negara di Uni Eropa bersiap melangsungkan pertemuan saat libur akhir tahun dan di tengah meluasnya perebakan varian baru Omicron dengan cepat.
Sejumlah pemain akrobat yang berpakaian seperti pahlawan merayap turun dari dinding sebuah rumah sakit di Milan, Italia, ketika kota itu bersiap melakukan vaksinasi terhadap anak-anak. Dengan mengenakan jubah dan bodysuits, para pemain akrobat itu melambaikan tangan lewat jendela di bangsal perawatan pasien yang tertular virus corona dan bangsal lain di mana anak-anak menerima vaksinasi.
Sementara itu, anak-anak di Yunani yang mendapat kesempatan pertama untuk divaksinasi, diberi gambar tempel dan satu hari libur sekolah. Yunani memberikan suntikan vaksin pertama kepada anak-anak beberapa jam setelah pihak berwenang mengumumkan jumlah kematian harian akibat COVID-19 tertinggi di negara itu, yang mencapai130 orang.
Menteri Pendidikan Yunani Niki Kerameus adalah salah seorang pejabat yang pertama kali menanggapi kabar tersebut. “Saya tidak ingin menyembunyikan fakta bahwa secara pribadi, setelah berbicara dengan dokter dan mengetahui data ilmiahnya, keluarga kami memutuskan untuk memvaksinasi putra kami yang berusia 5,5 tahun,” ujarnya sebelum membawa putranya, Loukas, untuk divaksinasi di sebuah rumah sakit di Athena.
Spanyol dan Hongaria juga telah memperluas program vaksinasi mereka pada anak-anak yang berusia lebih muda.
Pihak berwenang Uni Eropa bulan lalu telah menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech dengan dosis yang dikurangi untuk digunakan di kelompok usia 5-11 tahun.
Lonjakan infeksi di seluruh Eropa selama dua bulan terakhir sedikit mereda pada awal Desember lalu, tetapi munculnya varian baru Omicron telah menciptakan ketidakpastian.
Menurut analisis data dari Afrika Selatan yang terbit pada Selasa (14/12), varian omicron telah mendorong lonjakan infeksi karena varian tersebut tampaknya lebih menular dan lebih dapat tahan terhadap vaksin, namun juga dampak yang ditimbulkan lebih ringan.
Seorang pejabat tinggi Uni Eropa pada Rabu (15/12) memperkirakan bahwa Omicron akan mendominasi perebakan di Uni Eropa pada pertengahan Januari mendatang. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa menyarankan agar negara-negara dalam blok itu mempertimbangkan pembatasan perjalanan dan menggalakkan kampanye vaksinasi, termasuk suntikan penguat atau booster.
Vaksin untuk anak-anak di semua negara Uni Eropa bersifat sukarela dan harus mendapat persetujuan orang tua. [em/jm]