Tautan-tautan Akses

UNHCR: Bentrokan Etnis di Kongo Timur Paksa 300 Ribu Orang Mengungsi


Seorang anak perempuan bernama Tchee, yang dipotong tangannya ketika milisi menyerang desanya, termasuk warga yang mengungsi di kamp Bunia, provinsi Ituri, Kongo.
Seorang anak perempuan bernama Tchee, yang dipotong tangannya ketika milisi menyerang desanya, termasuk warga yang mengungsi di kamp Bunia, provinsi Ituri, Kongo.

Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mengatakan meningkatnya bentrokan antar golongan etnis di propinsi Ituri di Kongo timur laut telah memaksa lebih dari 300 ribu orang mengungsi menyelamatkan diri. Lebih lanjut inilah laporan koresponden VOA Lisa Schlein dari Jenewa disampaikan Ali Lubis.

Masyarakat etnis Hema dan Lendu di propinsi Ituri secara sporadis sudah berperang mengenai penggunaan tanah sejak tahun 1999. Bentrokan antara keduanya penghujung tahun 2017 dan awal 2018 berdampak dengan luasnya pengungsian dan pelecehan.

Sayang, situasi tenang selama tahun lalu dirobek lagi dengan bentrokan baru akhir-akhir ini. Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi mengatakan jumlah besar orang menyelamatkan diri dari serangan dan kontra serangan di tiga dari lima wilayah pemerintahan di Ituri. Juru bicara Komisariat Babar Baloch mengatakan badan-badan bantuan kemanusiaan tidak dapat mencapai korban di sebagian besar kawasan yang dilanda bentrokan.

Baloch mengatakan, "Komisariat khawatir eskalasi bisa mencakup seluruh bagian propinsi. Kami sangat khawatir mengenai keselamatan penduduk sipil setelah mendengar laporan tentang pembunuhan, penculikan, penyiksaan serta kekerasan seksual yang terjadi."

Pusat perebakan wabah penyakit ebola di Kongo timur adalah di proponsi Kivu. Namun propinsi Ituri juga terkena. Organisasi Kesehatan Sedunia WHO melaporkan virus ebola itu sudah menginfeksi lebih dari 2100 orang dan membunuh hampir 1500 orang. Sekitar 10% dari kasus dan kematian terjadi di Ituri. Juru bicara WHO

Tarik Jasarevic mengatakan kepada VOA pengungsian besar-besaran di Ituri sudah pasti merumitkan upaya untuk membendung wabah ebola.

"Mobilitas penduduk di Kivu dan Ituri adalah faktor risiko. Tiap kali terjadi perpindahan penduduk secara besar-besaran maka bertambah rumit untuk melanjutkan tugas menelusuri, meneruskan pengobatan pada orang yang pada dasarnya perlu diobservasi selama 21 hari," kata Tarik.

Gejala penyakit ebola antara 2 sampai 21 hari setelah orang terinfeksi. Penting sekali seorang yang terinfeksi untuk segera mendapatkan pengobatan. (al)

Recommended

XS
SM
MD
LG