Tautan-tautan Akses

PBB Umumkan Kematian Pekerja Bantuan yang Ditahan Houthi di Penjara Yaman


Peta wilayah Yaman dengan letak ibu kota Sanaa.
Peta wilayah Yaman dengan letak ibu kota Sanaa.

Pria yang diidentifikasi hanya sebagai Ahmed, adalah salah satu dari tujuh staf WFP yang ditahan oleh kelompok pemberontak pada tanggal 23 Januari; tidak ada keterangan lebih lanjut terkait penyebab kematian tersebut.

Program Pangan Dunia PBB (WFP), Selasa (11/2) mengatakan bahwa seorang pekerja bantuan telah meninggal di penjara Yaman, tiga minggu setelah penahanannya oleh pemberontak Houthi.

Pengumuman tersebut disampaikan sehari setelah PBB menangguhkan operasinya di kubu pemberontak di Yaman utara.

Program Pangan Dunia (WFP) dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa salah satu anggota stafnya meninggal dunia saat berada dalam tahanan di Yaman utara. Dia adalah salah satu dari tujuh staf WFP yang ditahan oleh pemberontak Houthi pada 23 Januari. WFP tidak menyebut penyebab kematiannya.

“Sedih dan marah atas kehilangan tragis anggota tim WFP, Ahmed, yang kehilangan nyawanya saat ditahan secara sewenang-wenang di Yaman,” tulis direktur eksekutif WFP, Cindy McCain, di platform media sosial X.

Ia mengatakan bahwa pekerja tersebut, yang meninggalkan seorang istri dan dua anak, “berperan penting dalam misi untuk memberikan bantuan pangan yang menyelamatkan jiwa.”

Seorang juru bicara Houthi belum menanggapi permintaan untuk memberikan komentar.

Pekerja berusia 40 tahun, yang bergabung dengan badan pangan PBB pada tahun 2017 itu, meninggal pada hari Senin di sebuah penjara di provinsi utara Saada, dan bahwa keadaan kematiannya tidak secara langsung diketahui, kata seorang pejabat WFP, yang berbicara tanpa menyebut nama.

PBB pada hari Senin mengatakan bahwa pihaknya menangguhkan operasi kemanusiaan di provinsi utara Saada setelah Houthi menahan delapan staf PBB.

Sebuah pernyataan PBB mengatakan bahwa keputusan “luar biasa” untuk menghentikan sementara semua operasi dan program di Saada disebabkan oleh kurangnya kondisi dan jaminan keamanan yang diperlukan. Pernyataan tersebut menyerukan agar Houthi membebaskan semua staf PBB yang ditahan.

Para pemberontak telah menahan puluhan staf PBB, serta orang-orang yang terkait dengan kelompok-kelompok bantuan, masyarakat sipil, dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Sanaa, ibu kota Yaman. Tak satu pun dari staf PBB yang dibebaskan.

Keputusan PBB ini akan mempengaruhi respon global terhadap salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.Tujuh badan PBB beroperasi di Saada, termasuk WFP, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF, serta beberapa organisasi bantuan internasional, menurut badan kemanusiaan PBB.

Perang saudara di Yaman dimulai pada tahun 2014, ketika pemberontak Houthi yang didukung Iran menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah utara Yaman, memaksa pemerintah melarikan diri ke selatan, kemudian ke Arab Saudi.

Sebuah koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi memasuki perang itu pada bulan Maret 2015, yang pada saat itu didukung oleh Amerika Serikat, dalam upaya untuk mengembalikan pemerintahan yang diakui secara internasional ke tampuk kekuasaan.

Perang ini telah menewaskan lebih dari 150.000 orang, termasuk warga sipil dan kombatan, dan dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami kebuntuan serta menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

PBB telah memproyeksikan bahwa lebih dari 19 juta orang di seluruh Yaman akan membutuhkan bantuan kemanusiaan tahun ini karena banyak diantaranya yang harus menghadapi guncangan iklim, malnutrisi, kolera, dan dampak ekonomi akibat perang. [my/ab]

XS
SM
MD
LG