Sebuah studi terbaru dari lembaga penelitian Pew Research Center menunjukkan bahwa masyarakat beragama Hindu memiliki tingkat sosioekonomi tertinggi disbanding pemeluk agama lain di Amerika Serikat.
Menurut para ahli, kebijakan imigrasi AS merupakan alasan utama mengapa umat Hindu memiliki kehidupan yang baik.
Baik Undang-Undang Imigrasi tahun 1965 dan program visa H1-B baru-baru ini telah berkontribusi pada kesuksesan umat Hindu. UU Imigrasi mendorong datangnya imigran dari kalangan profesional, terutama dokter dan insinyur, sementara program visa dirancang untuk mendorong imigrasi “pekerja tamu” berketerampilan tinggi.
Jumlah visa H1-B yang dikeluarkan untuk orang India terus meningkat pada akhir 1990an dan awal 2000, kemudian melonjak lagi pada 2007. Pada 2011, menurut studi tersebut, lebih dari setengah visa H1-B yang dikeluarkan adalah untuk orang India.
“Modal pendidikan dari kelompok ini fenomenal,” ujar Khyati Joshi, profesor madya di Fairleigh Dickinson School of Education di Teaneck, New Jersey.
Penelitian dari Pew tersebut, yang berjudul “Asian Americans: A Mosaic of Faiths” (Orang Amerika Keturunan Asia: Sebuah Mosaik Keimanan” memperlihatkan hal tersebut, dan angkanya mengejutkan.
Sebanyak 85 persen orang Amerika yang beragama Hindu memiliki gelar sarjana, dan 57 persen memiliki pendidikan pascasarjana, atau hampir lima kali lipat angka rata-rata nasional.
Tingkat pendidikan yang tinggi tersebut sangat berkolerasi dengan jumlah pendapatan, membuat orang Hindu ada di peringkat atas dalam hal penghasilan. Menurut studi tersebut, 48 persen rumah tangga orang Amerika beragama Hindu berpenghasilan $100.000 atau lebih, dan 75 persen berpendapatan minimal $75.000.
Faktor lain yang mendorong kesuksesan masyarakat Hindu adalah sistem kasta India, menurut Prema Kurien, profesor sosiologi dan direktur program Asia/Asia Amerika di Syracuse University di New York.
“Kelompok migran beragama Hindu di AS mayoritas datang dari kelompok kasta atas,” ujar Kurien. “Kasta atas memiliki sejarah panjang keuntungan sosioekonomi dan pendidikan di India.”
Menurut Alan Cooperman, wakil direktur untuk riset dalam penelitian tersebut, keberhasilan kaum Hindu berakar dari jenis orang yang memilih untuk meninggalkan India dan yang dipilih oleh pemerintah AS. Hal ini, ujarnya, cukup berbeda dari kelompok imigran lain yang seringkali merupakan pengungsi dan imigran ilegal.
“Ini untuk pertama kalinya ada data yang bagus [mengenai masyarakat Hindu di AS]. Mereka kelompok yang menarik,” tutur Cooperman.
