Korea Utara meluncurkan misil yang terbang melewati Jepang, Selasa pagi (29/8). Tindakan terkini Pyongyang ini memicu keprihatinan baru di Tokyo dan Seoul, dan mengundang kecaman internasional.
Pemerintah Jepang mengatakan, misil yang melewati Jepang 10 menit setelah diluncurkan itu pecah menjadi tiga bagian dan jatuh di Samudera Pasifik, di timur Pulau Hokkaido.
Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, misil itu diluncurkan pukul 5.57 waktu Seoul dari Sunan, dekat bandara internasional Pyongyang, terbang sejauh 2.700 kilometer pada ketinggian maksimum sekitar 550 kilometer.
Pihak berwenang Jepang mengatakan, sistem pertahanan anti-misil Jepang tidak berupaya menembak jatuh misil tersebut.
PM Jepang Shinzo Abe mengatakan, "Tindakan keterlaluan mereka yang menembakkan misil di atas negara kami ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini merupakan ancaman serius dan sangat merusak perdamaian dan keamanan regional."
Trayektori misil itu itu memicu alarm darurat yang diaktivasi satelit untuk publik Jepang, memperingatkan warga di kawasan Tohoku untuk berlindung karena kemungkinan impak rudal Korea Utara tersebut.
Seorang warga Hokaido mengatakan,“Kita tidak akan bisa menghindarinya. Tidak adanya cara untuk menghindarinya itu merupakan kecemasan terbesar.”
Perdana Menteri Abe hari Selasa mengatakan ia dan Presiden Donald Trump sepakat meningkatkan tekanan terhadap Korea Utara.
Ia bahkan juga mengusulkan dilangsungkannya sidang darurat Dewan Keamanan PBB.
Pekan lalu, Jepang mengatakan akan memberlakukan sanksi baru terhadap Korea Utara dengan membekukan aset perusahaan Chinadan Namibia yang melakukan bisnis dengan Korea Utara.
Korea Selatan merilis video yang menggambarkan uji misilnya pekan lalu yang ditujukan untuk menanggapi tindakan Korea Utara. Seoul juga mengatakan sedang bekerjasama dengan Amerika Serikat mempersiapkan respon gabungan atas uji misil Korea Utara.
Sekretaris Pers Kepresidenan Korea Selatan, Yoon Young-chan, mengungkapkan, "Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha melalui telepon, sungguh sangat mengecewakan bahwa Korea Utara melanjutkan provokasi misilnya meskipun ada usulan pembicaraan. Kedua menteri memutuskan untuk mempersiapkan tindakan-tindakan keras terhadap Korea Utara dan mengajukan isu provokasi misil terbaru ini ke Dewan Keamanan PBB.”
Juru bicara Pentagon Kolonel Robert Manning mengatakan, misil itu tidak merupakan ancaman terhadap Amerika Utara. [ab/uh]