Uji-uji misil Korea Utara terakhir memang menunjukkan kegagalan, namun juga mengindikasikan bahwa pemerintah Kim Jong Un terus memajukan teknologi misil balistiknya tanpa mengindahkan sanksi-sanksi PBB.
Pyongyang melangsungkan uji kelima dan keenam misil jarak menengah Musudan dari kota pantai Wonsan. Sejumlah pejabat militer AS dan Korea Selatan mengatakan, misil yang pertama jatuh tidak lama setelah diluncurkan, namun yang kedua berhasil mengudara hingga sejauh 400 kilometer sebelum jatuh ke Laut Jepang, atau biasa disebut Laut Timur oleh Korea Selatan.
Misil terakhir yang diuji tidak berhasil menempuh jarak 3.000 kilometer, sebagaimana Musudan dirancang, untuk bisa menjangkau pangkalan-pangkalan militer AS di Asia dan Pasifik. Misil itu juga tampaknya tidak menunjukkan kemampuan bisa kembali memasuki atmosfer untuk bisa mencapai taget secara akurat. Namun para analis mengatakan, Korea Utara belajar dari setiap kegagalan dan membuat kemajuan setiap dilangsungkan uji baru.
Jeffrey Lewis, direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Middlebury Institute of International Studies di California, mengatakan, kemajuan yang dicapai Korea Utara itu merupakan tonggak sangat penting karena misil-misil yang diluncurkan sebelumnya meledak di lokasi peluncuran atau tidak lama setelah diluncurkan.
Ia mengatakan, uji misil yang berulang kali dilakukan Korea Utara menunjukkan bahwa sanksi-sanksi internasional sejauh ini tidak mempengaruhi kemampuan Korea Utara memperoleh bahan dan teknologi yang dibutuhkan untuk membuat senjata-senjata tersebut. [ab/as]