Ucapan selamat dari berbagai pemimpin dunia berdatangan tak lama setelah capres dari Partai Demokrat, Joe Biden diproyeksikan memenangkan suara elektoral dari salah satu negara bagian yang menentukan, Pennsylvania, Sabtu (7/11). Biden akan jadi presiden AS ke-46.
Perdana Menteri Kanada Justin menyatakan siap bekerja sama untuk mengatasi tantangan dunia seperti pandemi COVID-19 dan perubahan iklim. “Mewakili Pemerintah Kanada, saya ucapkan selamat pada Joe Biden dan Kamala Harris yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS berikutnya. Kanada dan Amerika Serikat punya hubungan yang luar biasa, hubungan yang unik.”
Dari Eropa, ucapan selamat berdatangan termasuk pemimpin negara Jerman dan Perancis yang hubungannya tegang dengan Presiden Trump, meskipun sama-sama anggota G7 dan mitra NATO. Dalam cuitannya Kanselir Jerman Angela Merkel katakan "Saya tidak sabar bekerja sama dengan Presiden Biden. Persahabatan trans-Atlantik kita tidak tergantikan bila kita bisa atasi tantangan-tantangan besar yang kita hadapi saat ini.”
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, "Amerika adalah sekutu terpenting kami dan saya tak sabar untuk bekerja sama dalam (isu-isu) yang jadi prioritas Bersama kita, mulai dari perubahan iklim hingga perdagangan dan keamanan.”
Di bawah Trump, Amerika yang merupakan penghasil gas rumah kaca terbesar kedua, keluar dari kesepakatan Paris yang membatasi emisi gas rumah kaca, Rabu (4/11). Biden berjanji akan Kembali bergabung dalam kesepakatan itu kalau terpilih.
"Warga Amerika telah memilih presiden mereka,” cuit Presiden Perancis Emmanuel Macron. “Banyak yang harus kita lakukan untuk mengatasi masalah-masalah saat ini. Mari kita bekerja sama!”
Dari Timur Tengah, Putra Mahkota Abud Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan juga ikut memberikan selamat kepada Biden. “Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat teman dan sekutu dengan kemitraan kuat dan kami tak sabar untuk memperkuat hubungan ini bersama.”
Sekutu Trump, Rusia Lebih Berhati-hati
Sementara itu negara-negara yang punya hubungan lebih baik dengan Trump, seperti Rusia, Israel dan Arab Saudi, tidak mengeluarkan pernyataan apapun atau enggan menyebut Biden sebagai presiden terpilih.
Presiden Polandia Andrzej Duda menyelamati Biden atas “kampanye pilpres yang sukses” dan mengatakan Polandia akan terus melakukan kemitraan strategis berkualitas dengan Amerika sambil “menunggu hasil suara elektoral.”
Rusia, tidak mengeluarkan komentar. Badan intelijen AS menuduh Kremlin ikut campur dalam pemilu 2016 dan membantu Trump menang, meskipun Rusia menyangkal tuduhan tersebut.
Menjelang pemilu, Presiden Vladimir Putin enggan menunjukkan keberpihakan, tidak senang dengan retorika anti-Rusia Biden, tapi menyambut komentarnya tentang pengendalian senjata nuklir. Putin juga membela anak Biden, Hunter, dari kritik-kritik yang dilontarkan Trump.
Pemerintah Israel dan Arab Saudi, yang pemimpinnya termasuk sekutu dekat Trump di Timur Tengah, juga tidak berkomentar.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak mengeluarkan pernyataan, dan fotonya dengan Trump tetap ada di laman Facebooknya.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan siap bekerja sama dengan Biden untuk menciptakan perdamaian dengan negara tetangga Afghanistan.
Pemerintah Trump telah menarik pasukan AS dari Afghanistan dalam sebuah kesepakatan dengan pemberontak Taliban, yang dianggap Afghanistan dan sekutunya, didukung oleh Pakistan. [dw/aa]