Setahun setelah Australia mendeportasi juara tenis Serbia Novak Djokovic karena menolak divaksinasi, para pejabat turnamen Australia Terbuka mengatakan para pemain tahun ini tidak akan dites COVID-19 dan bahkan akan diizinkan bertanding meski mengidap virus itu.
Direktur turnamen Craig Tiley mengatakan kepada wartawan hari Senin (9/1) bahwa mereka mengimbau para pemain dan staf turnamen untuk tidak datang jika merasa sakit, tetapi mereka tidak akan dites. Jika sudah dites, mereka tidak akan diminta untuk mengungkapkan statusnya.
Tiley mengatakan turnamen itu hanya ingin "mengikuti perkembangan terbaru dalam masyarakat."
Kebijakan baru ini sangat berbeda dari protokol ketat dalam dua tahun terakhir, ketika penonton ditiadakan, pertandingan dimainkan dalam "gelembung" bio-secure, dan juara turnamen sembilan kali, Djokovic, tidak diizinkan bertanding.
Pekan lalu, dalam sebuah pertandingan Kriket di Sydney antara Afrika Selatan dan Australia, pemain Kriket Australia Matt Renshaw diizinkan bermain dalam pertandingan uji coba lima hari meskipun dinyatakan positif COVID.
Riley mengatakan, "Ini adalah lingkungan yang mulai normal bagi kami dan, tidak berbeda dengan kriket, kemungkinan akan ada pemain yang mengidap COVID yang akan bertanding."
Aturan yang lebih longgar untuk olahraga mencerminkan sikap Australia yang lebih longgar terkait COVID-19. Pada puncak pandemi, negara itu, khususnya Melbourne, mengalami beberapa kali lockdown terpanjang dan paling ketat.
Tetapi dalam setahun belakangan, mandat mengenai perlindungan seperti pengujian, dan pemakaian masker telah diubah. [vm/lt]
Forum