Media Turki – dengan mengutip sumber-sumber polisi – mengatakan salah seorang penyerang hari Sabtu (10/10) itu adalah abang pembom bunuh diri yang membunuh 33 aktivis pro-Kurdi di kota Suruc, Turki, di dekat perbatasan Suriah Juli lalu.
Pasukan keamanan Turki menyalahkan kelompok ISIS atas terjadinya serangan itu, meskipun belum ada yang mengaku bertanggungjawab.
Penyerang kedua sudah ada dalam daftar polisi sebagai tersangka pembom bunuh diri ISIS. Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengungkapkan daftar itu awal pekan ini tetapi menyatakan para tersangka belum dapat ditangkap karena belum melakukan kejahatan.
Pengungkapan itu tampaknya akan mendorong munculnya lebih banyak tuduhan terhadap pemerintah terkait kelalaian dalam pemboman itu. Tuduhan itu dibantah pemerintah.
Kemal Kilicdarolgu – pemimpin Partai Rakyat Republik – kelompok oposisi utama di Turki, hari Rabu (14/10) kembali menyampaikan seruannya agar pemerintah memecat menteri kehakiman dan menteri dalam negeri.
“Kedua menteri ini harus dipecat!”, ujar Kilicdarolgu. Ditambahkannya serangan hari Sabtu itu adalah pembantaian terbesar dalam sejarah Republik Turki dan menimbulkan banyak reaksi publik.
Media Turki mengutip sumber-sumber polisi mengatakan kedua laki-laki itu berangkat dari kota Gaziantep, kota kecil di dekat perbatasan Suriah, menuju ke Ankara, sebelum melancarkan serangan hari Sabtu itu.
Gaziantep adalah kota yang kerap dijadikan tempat transit oleh militan ISIS.
Dalam perkembangan lainnya, jaksa Turki memperluas larangan peliputan serangan hari Sabtu – termasuk seluruh liputan dan komentar terhadap pemboman itu oleh media dan sosial media –sampai semua yang terkait serangan itu ditangkap.
Larangan itu mendapat tantangan hukum dan beberapa suratkabar tidak mengindahkannya. [em/ii]