Turki memperingati genap satu tahun hari Sabtu (15/7) kudeta militer yang gagal.
Sejak itu, Presiden Recep Tayyip Erdogan telah memecat paling sedikit 100 ribu orang pegawai negeri yang ia sebut pendukung kudeta yang gagal itu. Pemerintah telah menangkap 50 ribu orang lainnya.
Para pejabat Turki telah menyatakan tanggal 15 Juli hari libur nasional “demokrasi dan persatuan.”
Oposisi Turki mengatakan bahwa pemerintahan Erdogan terus bergerak ke arah otoriterianisme, sementara pemimpin Turki itu mengatakan bahwa penindakan terhadap hak-hak sipil diperlukan untuk menghambat ancaman keamanan terhadap pemerintah yang berkuasa.
Erdogan mengklaim kudeta itu dipimpin oleh seorang ulama, Fethullah Gulen, yang telah mengasingkan diri di Amerika Serikat selama 20 tahun. Gulen membantah keterlibatan apapun.
Dalam pernyataan mengenai genapnya satu tahun kudeta yang gagal itu, Gulen mengatakan, “perlakuan pemerintah Turki terhadap warga yang tidak bersalah dalam satu tahun ini sedang menyeret Turki ke dalam golongan negara-negara yang mempunyai demokrasi, kekuasaan hukum dan kebebasan dasar yang paling buruk di dunia” dan bahwa rakyat Turki sedang dihasut secara besar-besaran dengan pesan-pesan kebencian.”
Hari Jumat, Turki memecat lebih dari 7 ribu orang polisi, pejabat pemerintah dan dosen universitas. [gp]