Seorang anak menangis dan meneriakkan “api, api,” ketika satu keluarga mengendarai mobil membelah malam berupaya melarikan diri dari kobaran api di sekitarnya di wilayah Marmaris Turki. Video tersebut menjadi viral di Turki.
Petugas pemadam kebakaran yang didukung oleh helikopter sedang memerangi api yang mengamuk di seluruh wilayah Laut Tengah dan Laut Aegea Turki, lokasi beberapa resor wisata paling terkenal di Eropa. Suhu tinggi yang mencapai rekor dan angin kering yang kuat menghambat upaya mereka. Pihak berwenang telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi para wisatawan di beberapa resor. Salah satu daerah yang terkena dampak terburuk adalah resor Bodrum di Turki. Warga Bodrum, Melis Birder, berbicara kepada VOA, Minggu.
"Saya sangat cemas, kami mengalami stres karena sangat panas di sini. Kebakaran yang berawal di Muscular, pada jalan bandara di Bodrum masih menyebar; kebakaran lainnya sudah dipadamkan. Saat angin makin kencang, kebakaran makin berbahaya. Sebagian orang sangat stres, sangat sedih. Di sisi lain, saya mendengar musik pesta dari pantai tadi malam," ujar Melis Birder.
Kebakaran itu menjadi hantaman bagi industri pariwisata penting urki, yang masih berusaha pulih dari kerugian karena pandemi COVID-19. Banyak petani, juga mengalami kerugian besar akibat kebakaran. Petani yang tidak ingin disebutkan namanya di wilayah Manavgat Turki ini trauma dengan pengalaman tersebut.
Ia mengatakan, "Saya tidak peduli apakah mobil atau rumah yang terbakar, tetapi lihatlah hewan-hewan ini. Ternak ini mati ; hewan-hewan ini adalah hidup saya, keindahan saya, ini adalah harapan saya." Ia menambahkan "tetapi seekor anak sapi lahir di tengah semua kekacauan ini. Saya menyelamatkannya dari api. Anak-anak saya memeluknya. Tapi induknya mati."
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Sabtu (31/7), dalam konvoi 30 kendaraan, mengunjungi beberapa resor yang paling parah terkena dampak kebakaran. Ia menyatakan wilayah itu sebagai zona bencana, dan menjanjikan kompensasi bagi mereka yang menderita kerugian. Pihak berwenang sedang menyelidiki apakah sebagian dari 100 lebih kebakaran itu mungkin akibat pembakaran dengan sengaja, dan Erdogan menyampaikan peringatan keras kepada setiap pelakunya.
"Kalau Anda mengoyak jantung kami, saya bersumpah, kami akan mengoyak jantung Anda; jika kami menemukan kaitan seperti itu dan sudah ada beberapa indikasi, maka kami akan melakukan apa pun yang diperlukan," kata Erdogan.
Pemerintah menghadapi kecaman yang meningkat bahwa armada pesawat pemadam kebakaran negara itu tidak berfungsi, dan sebaliknya mengandalkan tiga pesawat sewaan Rusia. Erdogan mengatakan pesawat-pesawat yang lebih banyak sudah tiba dan lebih banyak lagi pesawat akan tiba dari negara tetangganya Ukraina, Rusia, dan Azerbaijan.
Pihak berwenang mengatakan sebagian besar dari 100 lebih kebakaran telah terkendali. Tetapi beberapa resor tetap terancam, dan dengan suhu yang diperkirakan akan melonjak ke level rekor baru dalam beberapa hari mendatang, pertarungan melawan api itu tampaknya masih jauh dari selesai. [my/lt]