Pandemi belum berakhir, namun Venesia akhir-akhir ini terkesan hidup. Sejumlah turis asing mulai berdatangan dalam jumlah yang relatif kecil namun stabil.
Para pengamat industri pariwisata mengatakan, jumlah itu kemungkinan akan meningkat signifikan dalam beberapa pekan mendatang. Terhitung mulai Minggu (16/5), dalam upaya untuk menghidupkan kembali industri pariwisata, Italia menghapus ketentuan karantina wajib bagi para pengunjung dari Uni Eropa, negara-negara zona Schengen, Inggris dan Israel yang hasil tes COVID-19-nya negatif.
Di Venesia, sejumlah turis terlihat sedang minum-minum sambil menikmati Grand Canal. Sejumlah lainnya menjadi objek lukisan seniman jalanan, menjelajahi kios-kios suvenir di Lapangan St Mark, atau naik gondola yang terkenal melalui kanal yang berkelok-kelok.
Roberto Menin, yang bekerja di sebuah toko es krim, mengaku senang dengan perubahan ini. Namun, ia mengatakan, perubahan itu tidak terjadi secepat yang diharapkannya.
"Kami tahu masih butuh waktu sampai situasi terkait pariwisata kembali normal, tapi kami berharap bisa segera terjadi. Kami sudah melihat kehadiran turis selama akhir pekan tapi selama hari kerja masih sangat sepi. Meski demikian, saya juga tidak menginginkan kunjungan turis yang membludak seperti yang pernah terjadi di sini sebelum pandemi," jelasnya.
Berharap untuk memikat wisatawan setelah berbulan-bulan memberlakukan berbagai langkah pembatasan dan lockdown, mulai Minggu, pemerintah Italia menawarkan penerbangan langsung teruji bebas COVID yang juga mencakup beberapa tujuan dari Kanada, Jepang, dan Uni Emirat Arab. Beberapa kota di Italia yang menawarkan penerbangan itu adalah Milan, Roma, Napoli dan Venesia.
Meskipun diminta untuk menunjukkan hasil swab negatif sebelum bepergian, para penumpang penerbangan ini akan diuji pada saat kedatangan dan, jika negatif, dibebaskan dari karantina.
Pariwisata menyumbang sekitar sepertiga ekonomi dan pekerjaan Italia, dan -- setelah tahun terburuk dalam catatan industri ini -- negara itu tidak mampu melalui musim panas tanpa kehadiran turis.
Uni Eropa berencana untuk memulai pencatatan sistem terpadu vaksinasi, tes dan pemulihan COVID-19 mulai Juni untuk memungkinkan lebih banyak pergerakan antarnegara di blok itu.
Italia mencatat lebih dari 124.000 kematian akibat virus corona, jumlah tertinggi kedua di Eropa setelah Inggris. Namun, kasus di Italia terus menurun dalam beberapa pekan terakhir berkat program vaksinasi yang semakin efektif. [ab/uh]