Presiden Donald Trump menjanjikan dukungan pemerintahnya atas upaya Mesir mengalahkan teroris dan kelompok-kelompok ekstremis. Dalam pertemuan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi hari Senin (3/4) di Gedung Putih, Trump juga menyampaikan rencananya untuk meningkatkan anggaran pertahanan Amerika guna mengatasi ancaman teroris.
Trump memuji mitranya dari Mesir karena “melakukan hal-hal yang luar biasa dalam situasi yang sangat sulit”, dan mengatakan Amerika akan memberi dukungan militer dan lainnya untuk mendukung Mesir melawan teroris.
“Amerika meremajakan militernya hingga ke tingkat tertinggi. Saya kira dibanding sebelumnya, inilah saat di mana kita paling membutuhkan perombakan. Dan saya ingin mengatakan, Anda memiliki teman baik dan sekutu di Amerika dan pada diri saya,” ujar Trump.
Presiden Mesir mengatakan ia mengagumi ketegasan sikap Trump terhadap teroris dan berjanji akan bekerjasama.
“Saya dan Mesir akan selalu berada disisi Anda, sangat mendukung dan sangat terbuka dalam menyusun strategi penanganan teroris yang efektif,” kata El-Sissi.
Pertemuan ramah tamah di Gedung Putih ini memberi isyarat perubahan dalam hubungan kedua negara setelah beberapa tahun mendingin pada masa pemerintahan Obama, yang mengecam cara Sissi menangani kerusuhan di Kairo. Tetapi perbedaan itu lebih pada nada dibanding substansi, demikian ujar pakar Timur Tengah Paul Salem kepada VOA.
“Perlu diingat bahwa pada masa pemerintahan Obama sekalipun, hubungan kedua negara umumnya terus berlanjut seperti bantuan militer – meski ditangguhkan untuk sementara waktu, kerjasama intelijen, bantuan ekonomi dan kerjasama diplomatik,” ulas Salem.
Paul Salem juga mengatakan Trump menggunakan pertemuan itu untuk mendorong agenda politiknya.
“Mesir adalah negara terbesar di dunia Arab. Mesir merupakan faktor penting dalam hubungan dengan Israel, dalam proses perdamaian di Timur Tengah. Mesir juga penting dalam politik dan diplomasi di kawasan, bagi Libya, bagi Suriah. Mesir dinilai penting untuk melawan ISIS. Jadi pertemuan itu punya banyak makna dan saya kira sebagai presiden, Trump dan pemerintahnya mencoba menghimpun teman sebanyak mungkin,” tambahnya.
Namun, analis Mesir di Al Ahram Political & Strategic Center Atef Al Saadawi berharap hubungan Amerika dan Mesir akan berubah.
“Pemerintah Trump bertekad memusatkan kebijakan luar negeri pada kepentingan Amerika : “Amerika Yang Pertama”. Amerika tidak akan seperti sebelumnya, dalam mendukung sekutunya, atau mendukung seorang presiden supaya bisa bertahan dalam posisinya,” ujar Saadawi.
Atef al Saadawi menambahkan memindahkan Kedutaan Besar Amerika di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem juga akan melemahkan pengaruh presiden Mesir itu di kawasan. [em/ii]