Presiden Amerika Donald Trump, Rabu (22/1) tidak mengesampingkan sanksi terhadap Irak, tetapi menyatakan apa yang disebutnya “hubungan yang sangat baik” ketika ditanya tentang kemungkinan rencana menarik pasukan Amerika dari Irak.
“Kami akan melihat apa yang terjadi, karena kami harus melakukan hal-hal dengan syarat-syarat kami,” kata Trump kepada para wartawan di Davos, Swiss setelah ia bertemu dengan Presiden Irak, Barham Salih.
Trump mengatakan, Rabu (22/1), 5.000 tentara AS tetap berada di Irak, dan bahwa pemerintahannya akan “membuat keputusan” tentang masa depan mereka.
Salih menekankan Amerika Serikat dan Irak sebagai mitra dalam perang melawan militan ISIS, dan mengatakan ia dan Trump memiliki tujuan yang sama bagi “Irak yang stabil dan berdaulat yang berdamai dengan dirinya sendiri dan berdamai dengan negara-negara tetangganya.”
Dalam pidatonya hari Selasa (20/1), Trump membanggakan dibereskannya dua kesepakatan besar untuk perdagangan dan menyatakan bahwa rakyat Amerika “menang lagi seperti belum pernah terjadi sebelumnya.”
Trump menyebutkan daftar apa yang dirayakannya sebagai kemenangan bagi pekerja dan perusahaan kelas menengah, termasuk fase pertama perjanjian perdagangan dengan China dan persetujuan Senat untuk perjanjian perdagangan baru dengan Kanada dan Meksiko.
Dia juga mengikuti proses bersejarah di Senat Amerika di mana dia diadili atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan upaya menghalangi penyelidikan oleh Kongres.
Trump menyatakan percaya diri dengan tim hukumnya beberapa jam sebelum sidang dimulai, dengan mengatakan, “Kami memiliki alasan yang kuat.” [lt/ab]