Tautan-tautan Akses

Donald Trump Terkucil dari Partai Republik


Capres Partai Republik, Donald Trump dinilai melanggar norma-norma politik dan sosial dengan mengkritik orangtua tentara Muslim AS yang gugur di Irak (foto: dok)
Capres Partai Republik, Donald Trump dinilai melanggar norma-norma politik dan sosial dengan mengkritik orangtua tentara Muslim AS yang gugur di Irak (foto: dok)

Dalam sikap defensif, Donald Trump hari Senin mengeluh dia “diserang dengan kejam” oleh ayah seorang tentara Amerika beragama Islam yang tewas di Irak. Komentar Trump itu membuatnya semakin dikucilkan oleh rekan-rekannya di Partai Republik.

Capres Partai Republik, Donald Trump melanggar norma-norma politik dan sosial akhir pekan kemarin dengan mengkritik Khizr dan Ghazala Khan, orangtua Kapten Humayun Khan, yang dianugerahi Bintang Perunggu dan penghargaan Purple Heart setelah tewas di Irak tahun 2004.

Trump memicu kemarahan publik ketika mengisyaratkan Ghazala Khan tidak diperbolehkan bicara ketika mendampingi suaminya dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat (DNC) pekan lalu karena dia adalah perempuan Muslim. Kemarahan itu bergulir dengan cepat dan bipartisan.

Hari Senin (1/8), Senator Republik John McCain mengatakan meskipun Trump memenangkan nominasi partainya, itu tidak memberinya “kewenangan untuk mencemarkan nama orang-orang terbaik AS.”

McCain menambahkan, “Saya ingin mengatakan kepada Bapak dan Ibu Khan: terima kasih telah berimigrasi ke AS. Negara ini jadi lebih baik karena kalian.”

Trump hari Senin mengatakan lewat Twitter bahwa “Bapak Khan, yang tidak mengenal saya, menyerang saya dengan kejam dari panggung DNC dan kini melakukan hal yang sama lewat TV.” Dia mengatakan fokusnya seharusnya “teroris Islam radikal,” bukan orangtuanya.

Khizr Khan mengatakan kepada CNN hari Senin bahwa “Kami ingin keluar dari kontroversi ini. Ini bukan gaya kami… Kami ingin mempertahankan martabat kami,” meskipun pasangan itu tetap muncul dalam beberapa acara TV.

Isterinya mengatakan, “Agama, keluarga atau budaya saya tidak pernah melarang saya mengatakan apapun yang ingin saya katakan. Saya punya hak sebagai isteri, ibu dan puteri.”

Khizr (kanan) dan Ghazala Khan, orangtua Kapten Humayun Khan, tentara Muslim AS yang gugur di Irak sat diinterview oleh VOA (foto: Brian Allen/VOA)
Khizr (kanan) dan Ghazala Khan, orangtua Kapten Humayun Khan, tentara Muslim AS yang gugur di Irak sat diinterview oleh VOA (foto: Brian Allen/VOA)

Dalam konvensi pekan lalu, Khizr Khan mengkritik Trump karena ingin melarang Muslim masuk ke AS dan menuduhnya tidak pernah melakukan pengorbanan apapun bagi Amerika. Baik Ketua DPR Paul Ryan dan Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengeluarkan pernyataan akhir pekan lalu yang memuji putera pasangan itu.

Meskipun keduanya tidak menyebut nama Trump, para petinggi Kongres itu menentang usul Trump yang ingin melarang masuknya Muslim, kebijakan yang telah diubahnya dalam beberapa pekan ini.

Ketegangan terbaru ini mengancam kemajuan yang telah diraih Trump dalam usahanya untuk memenangkan suara pemilih independen yang mungkin menentukan bagi pemilu mendatang.

Meskipun begitu, Trump sering mengeluarkan pernyataan kontroversial, yang mungkin tidak merugikan baginya , dan kadang malah menguntungkan. Misalnya pada awal kampanye dia menantang kepahlawanan McCain, seorang tawanan perang di Vietnam, dan menyebut imigran Meksiko sebagai pemerkosa dan kriminal.

Banyak pendukungnya justru tertarik dengan tendensi Trump yang blak-blakan. Pertanyaannya adalah apakah perseteruannya dengan keluarga Khan sudah keterlaluan? [vm/ii]

XS
SM
MD
LG