Kedua pemimpin dijadwalkan bertemu hari Senin (16/7), di mana Trump mengatakan akan membicarakan mengenai Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis, pelanggaran Rusia atas Perjanjian Angkatan Nuklir Tingkat Menengah, dan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS tahun 2016.
Pada konferensi pers dadakan diiakhir pertemuan puncak NATO di Brussels, Trump ditanya apakah ia cocok dengan Putin.
"Ia seorang saingan, sangat baik ketika saya bertemu dengannya, saya juga demikian kepadanya. Ada yang bertanya 'apakah ia musuh?' Ia bukan musuh saya. "Apakah ia teman?" Saya tidak mengenalnya dengan baik, tapi dalam beberapa kali pertemuan dengannya hubungan kami baik, anda menyaksikannya. Saya berharap kami bisa berhibingan baik namun pada akhirnya ia adalah saingan, ia mewakili Rusia, saya mewakili Amerika Serikat jadi dalam arti kami adalah pesaing," jawab Trump.
Sekutu-sekutu NATO ragu apakah Trump akan cukup tegas dengan pemimpin Rusia itu, yang menyangkal kesimpulan komunitas intelijen AS bahwa Rusia mencampuri pemilu AS.
Trump juga mengatakan "tidak senang" tentang pencaplokan Krimea oleh Rusia tahun 2014 dan menyalahkan pendahulunya, Presiden Barack Obama karena membiarkannya terjadi.
Hari Rabu (11/7), Trump mengecam Jerman karena hubungannya dengan Rusia. Ia mengatakan, proyek pipa gas alam Berlin dengan Moskow menjadikan pemerintah Kanselir Jerman Angela Merkel "dikendalikan sepenuhnya" dan "tawanan" Rusia.
Pernyataan presiden mengenai Rusia mengulangi bahasa yang digunakan Senator Republik Richard Shelby minggu lalu di Rusia.
"Tetapi kita juga mengatakan kepada mereka meskipun hubungan AS-Rusia tegang, akan lebih baik bagi dunia, kita menjadi saingan daripada menjadi musuh, tetapi kita harus melihat apa yang akan terjadi nanti," kata Shelby.
Presiden Trump mengatakan kepada wartawan bahwa pertemuannya dengan Putin di Helsinki mungkin akan lebih mudah daripada pertemuannya dengan sekutu AS di Brussels, Belgia, dan di Inggris. [my/ii]