Tautan-tautan Akses

Trump Pertanyakan Identitas Rasial Kamala Harris


FILE - Wakil Presiden Kamala Harris di Gedung Putih, Washington, 22 Juli 2024 (kiri) dan calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, di sebuah acara di West Palm Beach, Florida, 26 Juli 2024. (AP)
FILE - Wakil Presiden Kamala Harris di Gedung Putih, Washington, 22 Juli 2024 (kiri) dan calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, di sebuah acara di West Palm Beach, Florida, 26 Juli 2024. (AP)

Donald Trump, kandidat presiden AS dari partai Republik, dan Kamala Harris, yang kemungkinan besar menjadi kandidat partai Demokrat, sama-sama telah turun ke arena kampanye. Baru-baru ini Trump mempertanyakan identitas rasial Harris dan Harris menantang Trump untuk berdebat. 

Kandidat presiden AS dari partai Republik Donald Trump, Rabu (31/7) mengatakan kepada para pendukungnya di Pennsylvania, negara bagian penting yang diperebutkan para kandidat, bahwa calon rivalnya dari partai Demokrat adalah seorang penipu.

“Para pemimpin Partai Demokrat kiri radikal telah menempatkan kandidat boneka yang hanya berjuang untuk mereka. Ia sepenuhnya didikte, dimiliki dan dikontrol oleh para donor dan pialang kekuasaan yang menciptakan kampanyenya, yang menipu pemerintah kita dan mengumpulkan miliaran dolar,” kata Trump.

Sebelumnya, Trump mengadakan pertemuan yang berlangsung panas dengan para jurnalis kulit hitam, di mana ia mempertanyakan identitas rasial Harris, yang beribu orang India dan ayahnya orang kulit hitam.

"Ia selalu berdarah India, dan hanya mempromosikan keturunan India. Saya tidak tahu ia orang kulit hitam sampai beberapa tahun lalu sewaktu ia berubah menjadi demikian. Dan sekarang ia ingin dikenal sebagai orang kulit hitam. Jadi saya tidak tahu, ia orang India atau orang kulit hitam?,” imbuhnya.

Donald Trump Serang Kamala Harris dalam Isu Imigrasi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:16 0:00

Harris telah lama mengidentifikasi diri sebagai orang Amerika keturunan kulit hitam dan Asia Selatan. Sejak besar kemungkinannya menjadi kandidat presiden dari partai Demokrat, posisinya seri dengan Trump di tujuh negara bagian penentu, menurut jajak pendapat politik Bloomberg News dan the Morning Consult, terutama karena dukungan lebih besar dari pemilih muda, kulit hitam dan Hispanik.

Sementara itu, Harris mengatakan, "Jadi, momentum dalam persaingan kini bergeser, dan ada tanda-tanda Donald Trump merasakannya. Anda mungkin telah memperhatikannya.”

Harris mengatakan dalam rapat umum di Georgia, Selasa (30/7), bahwa Trump tampaknya punya banyak hal untuk dikatakan tentang dirinya tetapi tidak mau berdebat pada bulan September sesuai jadwal. Katanya, "Well, Donald, saya benar-benar berharap Anda pertimbangkan kembali untuk bertemu saya dalam panggung debat karena kata pepatah, kalau Anda punya sesuatu untuk dikatakan, katakan langsung kepada saya.”

Trump Pertanyakan Identitas Rasial Kamala Harris
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:06 0:00

Harris diperkirakan akan mengumumkan pilihan wakil presidennya dalam beberapa hari mendatang. Konvensi partai Demokrat di Chicago juga akan membantu meyakinkan para pemilih bahwa ia adalah pilihan yang lebih baik daripada Trump.

Wanda Cherry, pemilih di North Carolina mengatakan ia gembira dengan beralihnya kandidat Demokrat dari Presiden Joe Biden ke Harris. Katanya, “Saya gembira karena presiden menyadari bahwa kita perlu seseorang yang lebih muda untuk memimpin negara, seseorang yang memiliki kecerdasan dan kemauan untuk memimpin.”

T. Stanley di Georgia tidak yakin Harris siap menjadi presiden. "Pertama, sebagai kandidat, ini tampak mengerikan bagi saya karena yang paling utama, ia tidak siap menjadi presiden, dan sekarang sepertinya ia sudah jadi presiden,” katanya.

Phil Ownbey di Georgia mengatakan Harris telah menghidupkan kembali persaingan dalam pemilihan presiden. Meskipun dianggap sedikit liberal untuk isu tertentu, tetapi Harris akan ia pilih untuk melindungi demokrasi.

Di California, Marina George mengatakan dukungan bagi Trump cukup kuat untuk mengalahkan siapa pun penantangnya. Masuknya Harris, lanjutnya, hanya akan membuat Partai Demokrat terpecah semakin besar dan cepat.
Secara nasional, jajak pendapat Bloomberg menunjukkan Harris dan Trump secara statistik dalam posisi imbang, dalam kurun kurang dari 100 hari menjelang hari pemilihan. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG